SURABAYA – Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya, Abdul Ghoni Mukhlas Ni’am, memberikan dukungan penuh terhadap langkah Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, yang berrencana melakukan penataan kota lama, khususnya kawasan wisata religi Sunan Ampel.
Salah satu inisiatif yang diusung adalah pembuatan gapura, penataan pedagang, dan pendirian museum di Langgar Gipo (musala).
“Kami sangat mendukung langkah Pemkot Surabaya merevitalisasi kawasan kota lama, namun revitalisasi jangan sampai menghilangkan nilai historisnya,” ujar Cak Ghoni, sapaan akrabnya, di Surabaya Selasa (27/2/2024).
Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Surabaya itu juga menekankan, Langgar Gipo memiliki nilai sejarah yang tinggi dan penting untuk diketahui oleh masyarakat, terutama generasi muda.
Keluarga Gipo masih merupakan kerabat keluarga Mas Mansur, tokoh Muhammadiyah di Surabaya. Salah satu keturunan Gipo, Hasan Gipo, bahkan menjadi Ketua Nahdlatul Ulama (NU) yang pertama.
“Kyai Haji Hasan Gipo ini adalah pejabat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pertama kali mendampingi K.H. Hasyim Asyari sebagai Rais Akbar,” paparnya.
Dia menegaskan bahwa revitalisasi kota lama dan kawasan wisata religi Sunan Ampel harus mempertahankan kelestarian sejarah.
“Ini diharapkan agar generasi muda tetap melek akan sejarah, dan menambah literasi serta literatur wawasan kesejarahan Kota Surabaya di tengah gempuran gaya hidup digitalisasi kaum muda saat ini,” terangnya.
Ketua Badan Kebudayaan Nasional (BKN) PDI Perjuangan Surabaya tersebut berharap, edukasi terhadap kalangan muda perlu ditingkatkan untuk meningkatkan pemahaman akan pentingnya sejarah. Sehingga, kalangan muda Surabaya tetap bangga terhadap budaya lokal di tengah arus globalisasi.
“Kami berharap revitalisasi kawasan kota lama tetap mempertahankan jejak historis dari kawasan itu sendiri,” pungkasnya. (yol/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS