Kader PDIP Surabaya Siap Hadapi Perongrong Keutuhan NKRI

Loading

SURABAYA – Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengatakan, setiap warga negara Indonesia, wajib mempertahankan keutuhan NKRI. Hal ini sesuai dengan slogan luhur kebangsaan, yakni satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa, Indonesia,

Penegasan ini dia sampaikan di depan ratusan kader PDI Perjuangan Surabaya yang menghadiri acara mimbar rakyat bertema “Menjaga NKRI dan Kebhinekaan” di halaman kantor DPC PDI Perjuangan Surabaya, Jalan Kapuas, Minggu (22/1/2017) malam.

Menurut Whisnu, mimbar rakyat ini digelar, karena sejarah telah membuktikan bahwa di Surabaya dalam merebut kemerdekaan 1945, tidak dilakukan satu suku, atau agama tertentu. Tapi seluruh masyarakat ikut mengorbankan jiwa raganya.

Politisi yang juga Wakil Wali Kota Surabaya ini menegaskan, apabila ada kelompok tertentu, seperti FPI berupaya memaksakan kehendaknya, dan merongrong keutuhan bangsa, dirinya beserta para kader PDI Perjuangan Surabaya siap menghadapi.

“Kita tunjukkan, bahwa Surabaya siap melawan pihak-pihak yang mengancam kebhinekaan dan keutuhan bangsa,” tegas Whisnu.

Kegiatan yang diselenggarakan fungsionaris dan simpatisan PDIP bersama elemen masyarakat lainnya ini merupakan ruang menyampaikan aspirasi dalam menyikapi situasi politik yang memanas akibat gerakan kelompok tertentu yang bertendensi menciptakan keresahan dan merongrong kedaulatan NKRI.

Ketua Panitia Mimbar Rakyat, Syaifuddin Zuhri dalam sambutannya mengungkapkan, bahwa pihaknya mengajak seluruh simpatisan PDIP dan organisasi masyarakat (ormas) dalam kegiatan Deklarasi Bersama Jaga NKRI dan Mimbar Demokrasi untuk Rakyat.

Di acara ini, tiap PAC PDI Perjuangan, sebutnya, diwakili 35 orang. “Namun jika ada kelompok tertentu yang mendholimi NKRI, kita siap kerahkan kader se-Surabaya,” tandas Cak Ipuk, sapaan akrabnya.

Sekretaris DPC PDIP Kota Surabaya ini menyatakan, bangsa Indonesia didirikan dengan kebhinekaan masyarakatnya. Untuk itu, pihaknya mengajak seluruh komponen masyarakat, bersatu padu memerangi pihak-pihak tertentu yang menggoyang keutuhan bangsa.

“jika ada pihak –pihak yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, PDIP bersama masyarakat siap melawan,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Kusnadi, yang hadir dalam kegiatan Mimbar Rakyat, memaparkan, bahwa selama ini PDI Perjuangan telah difitnah kelompok tertentu.

Dia menengarai kelompok tersebut telah mencampuradukkan politik dengan agama. Buktinya, sebut Kusnadi, Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama justru dilaporkan dengan tuduhan menistakan agama sesudah PDIP mendaftarkan pasangan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) dengan Djarot Syaiful Hidayat ke KPU.

“Meski yang diserang Ahok, namun sebagai partai pengusung PDIP tetap berupaya memenangkan pasangan Ahok dan Jarot pada Pilgub DKI Jakarta,” kata Kusnadi.

Tak hanya itu, menurutnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri juga difitnah menistakan agama ketika dalam pidato peringatan HUT ke-44 PDIP beberapa waktu lalu, menyebut adanya ideologi tertutup di Indonesia.

Megawati mengatakan, Pancasila bisa menjadi tameng dari ideologi tertutup yang bisa mengancam ideologi bangsa. Ideologi tertutup muncul dari kelompok tertentu yang memaksakan kehendak, tidak ada dialog, apalagi demokrasi.

Kusnadi menegaskan, jika ada pihak –pihak tertentu yang mengganggu pemimpinnya, maka dirinya bersama seluruh kader PDI Perjuangan siap menghadapinya. (goek)