JAKARTA – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengunjungi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming yang sedang beristirahat bersama kepala daerah dan wakil kepala daerah di barak Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis.
“Mas Gibran, ini sejarah Ibu Mega dulu tahun 93 tempat tidurnya seperti ini. Biar mengingatkan tugas seorang pemimpin itu untuk bergerak membantu rakyat. Pemimpin itu bukan penguasa, pejabat, tetapi sosok yang memahami rakyat,” tutur Hasto.
“Kami berterima kasih Mas Gibran sama kepala daerah tinggal di sini. Ini membangun solidaritas,” ucapnya kepada Gibran dan kepala daerah lainnya yang beristirahat bersama di barak Sekolah Partai.
Hasto mengungkapkan bahwa ide barak di Sekolah Partai ini untuk memaknai semangat juang dan kebersamaan kader partai.
Hal ini terinspirasi dari pengalaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri ketika menjadi utusan Kongres Luar Biasa PDI tahun 1993 di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya.
Dalam kesempatan tersebut, Hasto terlibat percakapan ringan dengan Gibran mengenai situasi tidur di barak. “Bagaimana Mas Gibran (rasanya) tidur di barak?” kata Hasto. “Seru, Pak,” ujar Gibran.
Atas jawaban tersebut, Hasto mengatakan kepada para kepala daerah dari PDI Perjuangan untuk merasakan hal yang serupa.
Dalam kesempatan yang sama, putra Presiden RI Joko Widodo ini juga mengungkapkan bahwa momen beristirahat di barak merupakan momen yang dapat dia gunakan untuk saling mendekatkan diri dan mengenal lebih jauh para kader Banteng lainnya.
“Saya baru masuk ke sini, belum tahu siapa teman yang di atas. Yang jelas, kegiatan ini momen mendekatkan diri, perkenalan dengan para senior, bupati, dan wali kota lain. Saling bertukar pikiran menyerap ilmu,” ujar Gibran.
Mereka mengikuti rapat koordinasi nasional (Rakornas) PDI Perjuangan dalam rangka konsolidasi partai menghadapi Pemilu 2024.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan tidur bersama ratusan kepala dan wakil kepala daerah PDI Perjuangan se-Indonesia membawa kesan tersendiri. Dia juga bernostalgia dengan aktivitasnya sebagai kader di Sekolah Partai yang dulunya merupakan Kantor DPP PDI Perjuangan Lenteng Agung.
“Setelah lama kami enggak di DPP Lenteng Agung dan sekarang (kondisinya) sudah terlalu bagus. Yang menarik di PDI Perjuangan itu, apa itu gubernur, bupati, wali kota atau wakilnya, ketika kita berada di partai, tidak ada sekat dan akhirnya kita bisa bersatu,” kata Ganjar.
Yang menarik, sebut Ganjar, saat mereka hendak beristirahat di tepat tidur susun. Dia melihat ada yang wakil kepala daerah di tempat tidur bagian atas, sedangkan bupatinya berada di bawah.
“Atau sebaliknya, di atasnya bupati, di bawahnya gubernur. Tadi saya dapat di bawah. Di atas saya enggak tahu, berpindah orangnya, merasa tidak enak, padahal saya enggak ada masalah,” jelas Ganjar sambil tertawa.
Sementara itu, Bobby merasa mendapat keseruan baru selama tidur di bangsal Sekolah Partai.
“Seru yang pasti, enak, semua mendengarkan apa yang selama ini belum pernah didengar sesama kepala daerah, mulai dari seni mendengkur, kami dengarkan sama-sama,” kata Bobby.
Menantu Presiden Joko Widodo itu juga menyampaikan banyak pengalaman baru dari cerita para kepala dan wakil kepala daerah.
“Sebagian sharing bagaimana memimpin daerahnya masing-masing, ide-ide, masukan semua kami diskusikan, tetapi tetap istirahat,” urai Bobby. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS