SURABAYA – Pemerintah Kota Surabaya kembali menggelar Sekolah Kebangsaan. Sekolah Kebangsaan yang dikemas layaknya aktivitas belajar mengajar ini dihadiri ratusan pelajar di Kota Surabaya, dari tingkatan Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Agenda tahunan untuk menyambut Hari Pahlawan 10 November ini diawali di SMA St Louis Surabaya kemarin, dan Rabu (2/11/2016) hari ini Sekolah Kebangsaan kembali digelar di Taman Jayengrono.
Selama berlangsungnya Sekolah Kebangsaan, Wali Kota Tri Rismaharini dan beberapa veteran pejuang tampil sebagai “guru” yang berkisah tentang semangat kepahlawanan.
Menariknya, Sekolah Kebangsaan dikemas interaktif. Para pelajar bisa berinteraksi langsung dengan wali kota dan juga para veteran dengan mengajukan pertanyaan.
Di depan pelajar yang hadir di Taman Jayengrono, Tri Rismaharini mengatakan, keberanian yang dituntut dari pelajar di era sekarang bukan lagi untuk berperang seperti di zaman penjajahan dulu.
“Pelajar Surabaya harus berani bersaing dengan pelajar lainnya di seluruh dunia. Karena Surabaya memang sudah jadi bagian dari kota dunia,” kata Risma.
Kalau sekarang pelajar hanya bermalas-malasan, sebut dia, itu sama tidak menghargai perjuangan para pejuang yang telah bertaruh nyawa.
Menurut Risma, Sekolah Kebangsaan ini perlu diadakan agar kalangan pelajar tahu bahwa kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia, bukan karena diberi. Tetapi karena perjuangan yang gigih dari para pahlawan.
Sekolah Kebangsaan akan digelar selama November di beberapa lokasi. Dan lokasi yang dipilih tidak sembarangan. Tetapi merupakan tempat-tempat yang sarat nilai sejarah karena dulunya menjadi “saksi perjuangan” para pahlawan.
Selain Taman Jayengrono, dan Sekolah Santa Maria, Sekolah Kebangsaan akan digelar di Sekolah Don Bosco, kantor PCNU Surabaya di Bubutan, serta bekas rumah HOS Tjokroaminoto di kawasan Peneleh. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS