JAKARTA – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis data terbaru partai politik yang berpotensi menjadi pemenang pemilu 2019. Survei dilakukan empat bulan jelang Pemilu 2019.
Hasilnya, PDI Perjuangan tetap bertengger di urutan pertama dengan perolehan 27,7 persen, mengungguli Partai Gerindra 12,9 persen dan Partai Golkar 10,0 persen.
“PDI Perjuangan menduduki posisi nomor satu terus, dengan perolehan angka di atas 25 persen,” kata peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (7/1/2018).
Selisih elektabilitas atau tingkat keterpilihan antara PDIP, Gerindra dan Golkar tak terlalu berbeda jauh dengan lima survei sebelumnya. Selisih angka di kisaran 10 persen.
Pada Oktober lalu, PDIP menorehkan angka 28,5 persen, Gerindra, 11,3 persen, dan Golkar, 6,8 persen. Kemudian di November, PDIP mendapat 25,4 persen, Gerindra 14,2 persen, dan Golkar 9,7 persen.
Sehingga LSI menyimpulkan, perolehan suara survei PDIP paling stabil. “Dengan hasil ini, kami dapat memastikan PDI Perjuangan sudah potensial juara di Pemilu Legislatif 2019,” jelas Ardian.
Dengan hasil ini, LSI Denny JA memprediksi PDI Perjuangan menorehkan hattrick pertama dalam sejarah Pemilu Indonesia, sejak zaman reformasi. Lewat catatan sejarah, PDIP diketahui sudah menang sebanyak dua kali dan berpotensi mengulang sejarah tersebut di Pemilu 2019.
“Mengapa kami berani mengatakan PDIP paling potensial? Karena elektabilitasnya dengan partai pesaing selalu di atas 10 persen,” kata Ardian.
Dia mengatakan, jika prediksi data LSI terbukti, maka PDIP adalah partai pemecah kutukan pertama sejak Pemilu 1999. Menurut dia, di mana tak pernah ada juara bertahan yang mampu menang dalam Pemilu berikutnya.
“Pada 1999 PDIP menjadi pemenang Pemilu, namun 2004 kalah dari Golkar, kemudian 2009 Partai Demokrat mengalahkan Golkar. Tapi 2014 PDIP menang, dan dengan hasil survei lima bulan terakhir kami, PDIP berpotensi menyingkirkan semacam ‘kutukan’ di 2019,” jelas Ardian. Survei nasional LSI dilakukan pada Desember 2018, menggunakan 1.200 responden. Survei diadakan di 34 provinsi di Indonesia, dengan metode multistage random sampling. Margin of error setiap survei adalah 2,9 persen. (goek)