TULUNGAGUNG – Dua desa di Tulungagung yang beberapa tahun terakhir banyak dikunjungi wisatawan, yakni Moyoketen dan Gondosuli, menarik perhatian Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Kusnadi.
Didampingi Bupati Tulungagung Syahri Mulyo dan anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Eva K Sundari, Kusnadi mendatangi Moyoketen dan Gondosuli, di sela kunjungannya di wilayah Kabupaten Tulungagung, kemarin.
Desa Moyoketen di Kecamatan Boyolangu sejak sekitar dua tahun lalu, namanya mulai moncer sebagai sentra buah belimbing dengan aneka produk olahannya.
Sedang Gondosuli di Kecamatan Gondang malah lebih lama lagi dikenal sebagai sentra perikanan lele.
Usai mengunjungi dua desa yang akhirnya menjadi destinasi wisata di Tulungagung, Kusnadi menyatakan salut dengan upaya warga dua desa tersebut. Sebab, mereka bisa memperoleh penghasilan lebih, dari hasil usaha di sekitar rumahnya.
Seperti di Moyoketen yang juga dikenal sebagai Kampung Belimbing, hampir setiap pekarangan rumah, ditanami pohon belimbing.
“Desa Moyoketen ini dua tahun lalu juara tingkat Provinsi Jawa Timur, sekaligus juara nasional pemanfaatan pekarangan sekitar rumah, dalam lomba PKK. Ini termasuk salah satu prestasi kepemimpinan Pak Syahri Mulyo, bupati yang juga kader PDI Perjuangan, dalam menangkap potensi ekonomi bagi warganya,” kata Kusnadi.
Tidak hanya menghasilkan buah belimbing segar, warga juga menghasilkan produk olahan berbahan buah belimbing untuk menambah nilai jual. Seperti dodol, jus, dan keripik.
“Warga juga sudah memanfaatkan media sosial (medsos), serta bimbingan Pemkab Tulungagung,” ucap Pak Kus.
Untuk memenuhi permintaan pasar itu, buahnya diperoleh dari mitra petani belimbing di Desa Moyoketen. (Baca juga: Pak Kus: Warkop Cethe Tulungagung Luar Biasa)
Pun soal sentra ikan lele Desa Gondosuli yang akhirnya bisa menjadikan Tulungagung sebagai minapolitan lele. Menurut Pak Kus, setiap hari Gondosuli bisa mengirimkan 15 ton ikan lele segar ke sejumlah kabupaten/kota, baik di Jatim maupun daerah lain di luar Jatim.
Produksi perikanan lele dari dari Kabupaten Tulungagung ini tercatat sebagai salah satu yang terbesar. Sebab, daerah ini mampu menguasai sepertiga atau sekitar 36 persen pasar konsumsi lele di Jatim.
Gondosuli dulunya merupakan daerah rawa – rawa. Di musim penghujan, sekitar 90 persen wilayahnya terendam banjir yang bisa melebihi kedalaman 1 meter.
Seiring perkembangan zaman, sekitar tahun 1994 seorang warga mencoba memulai budidaya lele di belakang rumahnya, dan berhasil.
Keberhasilan ini lalu diikuti warga lain sehingga Desa Gondosuli dipenuhi kolam lele yang tersebar di lahan seluas sekitar 11,03 hektare. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS