
SURABAYA – Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Surabaya mengusulkan sedikitnya enam langkah yang perlu dilakukan Pemkot untuk menangani pandemi virus Corona (Covid-19). Langkah-langkah itu dinilai penting untuk dilakukan mengingat di Kota Pahlawan terus terjadi penambahan pasien positif Corona.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan Syaifuddin Zuhri mengatakan, pasien positif Covid-19 di Kota Surabaya kini bertambah jadi 246 kasus, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) 634 orang, dan ada 1.658 orang dalam pengawasan (ODP).
“Karena itu, kami menilai perlu sedikitnya enam langkah untuk mengatasi masalah ini, baik dari sisi kesehatan, jaring pengaman sosial, maupun pemulihan dampak ekonomi,” kata Syaifuddin, Jumat (17/4/2020).
Langkah pertama, Pemkot perlu mendorong upaya perluasan cakupan uji cepat (rapid test) serta melibatkan jajaran pengurus RT, RW, LPMK, kelurahan, kecamatan dalam upaya penyegahan Covid-19. Perluasan cakupan sasaran rapid test diperlukan untuk deteksi dini penderita agar bisa segera dilakukan mitigasi.
Langkah kedua, lanjut Syaifuddin, Pemkot Surabaya bisa memanfaatkan gedung-gedung milik pemerintah yang kosong untuk disiapkan menjadi Rumah Sakit Darurat (RSD) Penanggulangan dan Pencegahan Covid-19.
“Ini penting untuk antisipasi lonjakan jumlah pasien. Minimal gedung-gedung itu bisa menjadi rumah sakit darurat untuk pasien positif dan PDP yang mengalami gejala klinis ringan tanpa serangan saluran pernapasan yang akut. Kalau yang agak berat, harus di rumah sakit rujukan,” ujarnya.
Langkah ketiga, sebut Syaifuddin, bisa bekerja sama dengan para pengelola hotel, losmen, dan penginapan untuk disulap sementara menjadi RSD. Itu sekaligus untuk membantu roda ekonomi para pelaku usaha akomodasi yang limbung karena terimbas pandemi Corona.

“Di losmen, penginapan, dan hotel sudah tersedia bed. Sudah ada toilet di dalam kamar. Tinggal diatur sistem pemantauan kesehatannya. Ini juga untuk mengantisipasi lonjakan pasien. Khusus di losmen, penginapan, dan hotel juga hanya untuk pasien bergejala klinis ringan,” jelas Cak Ipuk, sapaan akrab Syaifuddin.
Langkah keempat terkait dengan jaring pengaman sosial bagi warga terdampak. Pemkot Surabaya telah menyiapkan skema bantuan sembako bagi 250.000 keluarga Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
“Kami mendorong agar masyarakat yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) mendapat intervensi program tersebut. Pendataan harus cepat melalui RT dan RW, agar tidak tumpang tindih dengan program pusat dan provinsi,” jelasnya.
Sedangkan langkah kelima dan keenam berkaitan dengan upaya pemulihan dampak ekonomi. Langkah kelima adalah melibatkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk setiap program pengadaan Pemkot Surabaya dalam menangani Covid-19.
“Selain masker dan beberapa barang lain, Pemkot Surabaya juga ada pengadaan makanan kering tempe yang akan disalurkan kepada MBR. Kami harapkan itu melibatkan UMKM, ibu-ibu di kampung-kampung,” kata Syaifuddin.
Sedang langkah keenam adalah segera menyiapkan program padat karya serta pemberdayaan masyarakat sebagai langkah konkret untuk menjaga daya beli masyarakat serta stabilitas ekonomi di Kota Surabaya.
“Perlu realokasi APBD Surabaya agar mayoritas mata anggaran dialihkan untuk program yang berorientasi padat karya, program yang menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin. Pemberdayaan-pemberdayaan masyarakat juga harus dipacu,” pungkasnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS