Sabtu
10 Mei 2025 | 12 : 09

Halalbihalal Sejak 1948, Bermula pada Era Presiden Soekarno Atas Saran KH Wahab Chasbullah 

images

HALALBIHALAL sebagai tradisi maaf memaafkan muslim di Indonesia pada momen Hari Raya Idul Fitri atau lebaran, telah berkembang sejak sekian lama.

Tradisi tersebut biasa dilaksanakan oleh sekumpulan orang dalam satu ikatan kelompok atau komunitas maupun kewilayahan. Tradisi halalbihal kiranya tidak ditemukan dalam masyarakat muslim Arab.

Halalbihalal atau halal bihalal? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penulisan yang benar tanpa menggunakan spasi atau pemenggalan kata, yakni: Halalbihalal.

Adapun maknanya, dalam KBBI, yakni hal maaf memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan, biasanya diadakan di sebuah tempat seperti auditorium, aula, dan sebagainya, oleh sekelompok orang.

Berbagai catatan sejarah menyebutkan, halalbihalal sebagai silaturahmi, saling memaafkan secara massal, mulai dilaksanakan sejak republik ini masih berusia muda.

Alkisah, pada pertengahan bulan Ramadan Tahun 1948, Bung Karno gundah tak terkira seiring ancaman perpecahan bangsa dan negara. Tokoh-tokoh politik dan bangsa, dihadapkan pada silang pendapat yang meruncing.

Menarik benang merah kesejarahan, sejumlah pemberontakan terjadi pada kisaran tahun tersebut.

Pertama, pemberontakan PKI di Madiun pada September sampai Desember 1948 yang dipimpin Amir Syarifudin dan Muso. Kedua, pemberontakan DI/TII di Jawa Barat pada 7 Agustus 1949 yang dipimpin Kartosuwiryo.

Galau menghinggapi Soekarno beralasan. Baginya, Muso dan Kartosuwiryo tidak sekadar teman kos di rumah HOS Tjokroaminoto di Surabaya. Lebih dari itu, keduanya adalah sosok sahabat.

Dalam kegundahannya, Presiden Soekarno mengundang KH Wahab Chasbullah ke Istana Negara. Sang kiai diminta saran dan pendapatnya untuk mengatasi situasi politik yang sedang tidak baik-baik saja.

Kiai Wahab kemudian menyarankan Bung Karno untuk menggelar silaturahmi. Apalagi menjelang Hari Raya Idul Fitri, dimana seluruh umat Islam disunahkan bersilaturahmi.

“Silaturahim kan biasa, saya ingin istilah yang lain,” kata Bung Karno seperti dilansir dari nuonline.com.

“Itu gampang,” sahut Kiai Wahab.

Sang kiai melanjutkan,  para elit politik tidak mau bersatu karena saling menyalahkan. Sementara perbuatan saling menyalahkan, lanjut dia, termasuk haram alias dosa.

“Supaya mereka tidak punya dosa (haram), maka harus dihalalkan. Mereka harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan. Sehingga silaturahim nanti kita pakai istilah halal bihalal,” jelas Kiai Wahab Chasbullah.

Dari saran Kiai Wahab Chasbullah tersebut, Bung Karno mengundang semua tokoh politik untuk datang ke Istana Negara pada Hari Raya Idul Fitri. Adapun agendanya adalah silaturahmi yang diistilahkan dengan halalbihalal.

Sejak itu, acara halalbihalal digelar oleh instansi-instansi pemerintah yang kemudian diikuti kelompok-kelompok masyarakat dalam merayakan lebaran. (hs)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

KRONIK

Bupati Fauzi Kukuhkan Pengurus TP PKK 2025–2030, Dorong Peran Strategis dalam Pembangunan Daerah

SUMENEP – Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, resmi mengukuhkan pengurus Tim Penggerak Pemberdayaan dan ...
KRONIK

Bupati Lukman Tinjau Gorong-Gorong Tersumbat, Ajak Masyarakat Jaga Kebersihan Lingkungan

BANGKALAN – Bupati Bangkalan, Lukman Hakim, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut menjaga kebersihan ...
EKSEKUTIF

Seluruh Wali Kota Sepakat, Eri Cahyadi Kembali Pimpin Apeksi

SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kembali terpilih sebagai Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kota ...
LEGISLATIF

Rincian Usulan Raperda Pesantren Kabupaten Probolinggo: Jatah Dana dari APBD hingga Perlindungan Santri

KABUPATEN PROBOLINGGO – DPRD Kabupaten Probolinggo menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah tentang Fasilitasi ...
KRONIK

Ini, Kapasitas Mega Watt PLTS Terbesar yang akan Dibangun di Banyuwangi

BANYUWANGI – Pemerintah pusat saat ini berupaya mencapai net zero emition melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya ...
EKSEKUTIF

Wabup Lumajang Temui Atlet Kriket, Berharap Tampil Greget di Porprov

LUMAJANG – Wakil Bupati Lumajang, Yudha Adji Kusuma, menunjukkan komitmen nyata dalam mendorong kemajuan olahraga ...