TUBAN – Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jatim, Tri Rismaharini – KH Zahrul Azhar Asumta (Risma – Gus Hans) berkomitmen terhadap pelestarian kesenian dan kebudayaan tradisional.
Hal itu tercermin dari pagelaran wayang kulit digelar DPC PDI Perjuangan Tuban di Lapangan Desa Sokosari, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, Selasa (17/09/2024) malam.
Gus Hans yang hadir pada pagelaran itu berkesempatan menyerahkan wayang gunungan kepada Ki Dalang Sigit Arianto sebagai tanda dimulainya pertunjukan.
Pagelaran wayang kulit memainkan lakon Wahyu Tejo Moyo tersebut menjadi salah satu inisiatif untuk memperkenalkan budaya tradisional sekaligus menyampaikan pesan penting kepada masyarakat menjelang Pilkada.
Dalam momentum tersebut, pasangan Calon Gubernur Tri Rismaharini itu menyampaikan pesan khusus kepada dalang Sigit Ariyanto.
Ia berharap agar pertunjukan wayang kulit ini tidak hanya sekadar menjadi hiburan, tetapi juga dapat memberikan pembelajaran yang berarti bagi masyarakat.
“Saya berharap melalui pertunjukan ini, dalang dapat memberikan pengarahan dan ilmu yang bermanfaat bagi masyarakat. Wayang kulit adalah bagian penting dari kebudayaan kita yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan moral dan nilai-nilai kehidupan,” ujar Gus Hans.
Lakon Wahyu Tejo Moyo yang dipilih untuk pagelaran malam itu memiliki makna yang sangat relevan dengan konteks sosial-politik saat ini. Gus Hans menjelaskan bahwa cerita dalam lakon ini menggambarkan konflik dan perebutan wahyu atau berkah, dengan dua tujuan utama.
Berita terkait: Usung Lindra – Joko, DPC Tuban Gelar Wayang Kulit Lakon Wahyu Tejo Moyo
“Cerita ini menceritakan bagaimana seseorang mengejar wahyu untuk kepentingan pribadi dan bagaimana yang lain berjuang untuk kepentingan rakyat. Ini adalah gambaran dari dua motivasi yang sering kita temui dalam kepemimpinan dan pelayanan publik,” terangnya.
Menurut Gus Hans, pesan yang terkandung dalam Wahyu Tejo Moyo sangat relevan dengan situasi saat ini. Terutama menjelang Pilgub Jawa Timur.
Ia menekankan pentingnya memiliki pemimpin yang berkomitmen untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, tanpa terpengaruh oleh kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
“Kita berusaha menghadirkan pemimpin yang memperjuangkan kepentingan rakyat dan tidak terpengaruh oleh kepentingan pribadi atau kelompok manapun. Ini adalah pesan yang sangat penting, terutama dalam konteks pilgub saat ini,” ungkapnya.
Gus Hans kemudian memberikan contoh konkret dari kepemimpinan yang ia nilai sesuai dengan pesan tersebut. Ia mencontohkan tindakan berani Tri Rismaharini.
“Kita masih ingat bagaimana Bu Risma berani mengambil keputusan sulit untuk menutup lokalisasi terbesar di Asia Tenggara, Gang Dolly. Tindakan tersebut dilakukan demi kesejahteraan rakyat dan menunjukkan keberanian serta integritas dalam kepemimpinan.”
“Ini adalah contoh nyata dari pemimpin yang tidak hanya memperjuangkan kepentingan pribadi tetapi juga kepentingan rakyat,” tuturnya.
Lebih lanjut, Gus Hans juga menekankan bahwa pagelaran wayang kulit ini tidak hanya sekadar melestarikan budaya lokal. Juga merupakan kesempatan untuk menyampaikan pesan-pesan penting mengenai kepemimpinan dan pelayanan publik.
“Semoga melalui pertunjukan ini, masyarakat bisa mendapatkan inspirasi dan motivasi untuk memilih pemimpin yang benar-benar memperjuangkan kepentingan mereka,” pungkasnya.(yols/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS