Selasa
26 November 2024 | 12 : 32

FGD Kawal Demokrasi Indonesia, Darul Serukan Lawan De-Soekarnoisasi Jilid II

PDIP-Jatim-Darul-Hasyim-Fath-27082024
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumenep, Darul Hasyim Fath, memberi sambutan dalam FGD Kawal Demokrasi Indonesia, Minggu (25/8/2024) malam.

SUMENEP – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Persatuan Alumni (PA) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Sumenep, bersama Yayasan Pusat Studi Bung Karno (YPSBK) Madura, menggelar Focus Group Discussion (FGD) di sebuah kafe di Jl. Trunojoyo, Desa Gedungan, Kecamatan Batuan, Minggu (25/8/2024) malam.

Hadir dalam kegiatan yang mengusung tema “Kawal Demokrasi Indonesia, Putusan MK No. 60/PUU-XXII/2024, Putusan MK No. 70/PUU-XXIII/2024 dan Putusan MA No. 23/P/HUM/2024, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumenep, Darul Hasyim Fath, anggota DPRD Jatim terpilih, Abrari, Wakil Ketua DPD PA GMNI Jawa Timur, Nur Faisal, dan tokoh masyarakat serta para aktivis demokrasi.

Ketua Dewan Pembina YPSBK Madura, Darul Hasim Fath, dalam sambutannya, mengatakan bahwa dinamika politik saat ini mengisyaratkan kemunculan politik ala Orde Baru.

Menurutnya, jika tidak ditanggapi dengan tepat, bangsa ini bisa menghadapi era “De-Soekarnoisasi Jilid II” seperti pada masa Orde Baru.

“Kita semua sepakat untuk memastikan cita-cita republik, seperti yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945: merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur,” ujar Darul.

Darul menjelaskan, melalui FGD tersebut, pihaknya ingin menghimpun gagasan dan komitmen bersama untuk merawat bangsa. Ia menegaskan, seluruh kepentingan personal, monarki dan oligarki yang selama ini menggerogoti demokrasi harus segera diakhiri.

“Acara malam ini adalah isyarat bahwa dari Sumenep akan terkirim pesan ke seluruh negeri bahwa kami tetap setia pada ajaran Bung Karno. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia masih menjadi cita-cita kami bersama,” tuturnya.

Sementara Wakil Ketua DPD PA GMNI Jawa Timur, Nur Faisal, mengatakan bahwa tema diskusi tersebut sangat relevan dengan perkembangan konstitusi saat ini, terutama terkait RUU Pilkada 2024 yang dalam waktu singkat hendak disahkan.

“Kami di Jawa Timur mempertanyakan, apakah putusan MA No. 23/2024 dan putusan MK No. 60 dan 70/2024 merupakan kemajuan demokrasi atau justru konspirasi? Jangan pasrahkan nasib bangsa ini pada segelintir oligarki yang hanya mengejar kekuasaan,” ujar Nur Faisal.

Ia juga mengkritik partai politik yang dianggap kehilangan ruhnya. Menurutnya, situasi demokrasi saat ini tidak perlu terjadi, jika sistem trias politika berjalan sesuai konstitusi.

“Konstitusi kita diacak-acak dan diubah sesuai kepentingan oligarki yang hanya memikirkan kepentingan pribadi dan keluarga mereka,” tegasnya. (set)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

KRONIK

Hari Guru Nasional, Bupati Fauzi Apresiasi Dua Pendidik Raih Prestasi Tingkat Nasional

SUMENEP – Pada peringatan Hari Guru Nasional 2024, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo memberi apresoasi atas ...
KABAR CABANG

Untuk Risma-Gus Hans dan Eri-Armuji, PDIP Surabaya Gelar Doa Bersama dan Santuni Anak Yatim Piatu

SURABAYA – Memasuki hari kedua masa tenang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) ...
LEGISLATIF

DPRD Surabaya Bentuk Pansus Raperda Pengembangan Ekraf

SURABAYA – Sidang paripurna ketiga DPRD Surabaya pada Senin (25/11/2024) memutuskan pembentukan panitia khusus ...
EKSEKUTIF

Usai Cuti Kampanye, Eri Pastikan Pengerjaan Proyek Strategis di Kota Surabaya

SURABAYA – Setelah dua bulan cuti kampanye Pilkada 2024, Eri Cahyadi kembali ke Balai Kota Surabaya melanjutkan ...
LEGISLATIF

Jaga Kepercayaan Rakyat dan Pastikan Pilkada Berlangsung Demokratis, Pulung Harap APH Netral

SURABAYA – Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Pulung Agustanto menyoroti pentingnya netralitas ...
KABAR CABANG

Menangkan Pilgub Jatim, DPC Kota Probolinggo Perkuat Saksi

PROBOLINGGO – Memenangkan Risma-Gus Hans di Pilkada Jawa Timur menjadi sebuah harga mati bagi kader PDI Perjuangan ...