Sabtu
19 April 2025 | 11 : 27

FGD Kawal Demokrasi Indonesia, Darul Serukan Lawan De-Soekarnoisasi Jilid II

PDIP-Jatim-Darul-Hasyim-Fath-27082024
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumenep, Darul Hasyim Fath, memberi sambutan dalam FGD Kawal Demokrasi Indonesia, Minggu (25/8/2024) malam.

SUMENEP – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Persatuan Alumni (PA) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Sumenep, bersama Yayasan Pusat Studi Bung Karno (YPSBK) Madura, menggelar Focus Group Discussion (FGD) di sebuah kafe di Jl. Trunojoyo, Desa Gedungan, Kecamatan Batuan, Minggu (25/8/2024) malam.

Hadir dalam kegiatan yang mengusung tema “Kawal Demokrasi Indonesia, Putusan MK No. 60/PUU-XXII/2024, Putusan MK No. 70/PUU-XXIII/2024 dan Putusan MA No. 23/P/HUM/2024, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumenep, Darul Hasyim Fath, anggota DPRD Jatim terpilih, Abrari, Wakil Ketua DPD PA GMNI Jawa Timur, Nur Faisal, dan tokoh masyarakat serta para aktivis demokrasi.

Ketua Dewan Pembina YPSBK Madura, Darul Hasim Fath, dalam sambutannya, mengatakan bahwa dinamika politik saat ini mengisyaratkan kemunculan politik ala Orde Baru.

Menurutnya, jika tidak ditanggapi dengan tepat, bangsa ini bisa menghadapi era “De-Soekarnoisasi Jilid II” seperti pada masa Orde Baru.

“Kita semua sepakat untuk memastikan cita-cita republik, seperti yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945: merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur,” ujar Darul.

Darul menjelaskan, melalui FGD tersebut, pihaknya ingin menghimpun gagasan dan komitmen bersama untuk merawat bangsa. Ia menegaskan, seluruh kepentingan personal, monarki dan oligarki yang selama ini menggerogoti demokrasi harus segera diakhiri.

“Acara malam ini adalah isyarat bahwa dari Sumenep akan terkirim pesan ke seluruh negeri bahwa kami tetap setia pada ajaran Bung Karno. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia masih menjadi cita-cita kami bersama,” tuturnya.

Sementara Wakil Ketua DPD PA GMNI Jawa Timur, Nur Faisal, mengatakan bahwa tema diskusi tersebut sangat relevan dengan perkembangan konstitusi saat ini, terutama terkait RUU Pilkada 2024 yang dalam waktu singkat hendak disahkan.

“Kami di Jawa Timur mempertanyakan, apakah putusan MA No. 23/2024 dan putusan MK No. 60 dan 70/2024 merupakan kemajuan demokrasi atau justru konspirasi? Jangan pasrahkan nasib bangsa ini pada segelintir oligarki yang hanya mengejar kekuasaan,” ujar Nur Faisal.

Ia juga mengkritik partai politik yang dianggap kehilangan ruhnya. Menurutnya, situasi demokrasi saat ini tidak perlu terjadi, jika sistem trias politika berjalan sesuai konstitusi.

“Konstitusi kita diacak-acak dan diubah sesuai kepentingan oligarki yang hanya memikirkan kepentingan pribadi dan keluarga mereka,” tegasnya. (set)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

KRONIK

Bupati Sugiri Tinjau Jembatan Ambrol, Juli atau Agustus Bisa Dibangun

PONOROGO – Ambrolnya Jembatan Mingging di Desa Grogol, Kecamatan Sawoo, Ponorogo, pada 28 Maret lalu, mendapatkan ...
KABAR CABANG

DPC Tulungagung Terima Kunjungan Mahasiswa UIN Sayyid Ali Rahmatullah

TULUNGAGUNG – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Tulungagung menerima kunjungan Mahasiswa ...
KRONIK

Konsisten, Banyuwangi 13 Tahun Berturut-turut Raih WTP

BANYUWANGI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi kembali menunjukkan kinerja positif pengelolaan keuangan ...
LEGISLATIF

Puan Maharani Soroti Kekerasan Seksual yang Dilakukan Tenaga Medis

JAKARTA – Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti kekerasan seksual yang diduga dilakukan tenaga medis, khususnya ...
KRONIK

Menu Makanan Bergizi Gratis di Pamekasan Disorot, DPRD Jatim Minta Perbaikan

PAMEKASAN – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, menjadi sorotan setelah ...
EKSEKUTIF

Bupati Yani Bersyukur Pemkab Gresik Raih Opini WTP 10 Kali Berturut-turut

GRESIK – Pemerintah Kabupaten Gresik kembali mencatatkan prestasi gemilang dalam pengelolaan keuangan daerah. ...