KEDIRI – Anggota Komisi 11 dari Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Eva Kusuma Sundari mengunjungi SMP Pawyatan Daha 1 di Kota Kediri, akhir pekan kemarin. Sekolah menengah ini memenangi juara 1 program Badan Narkotika Nasional bernama Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Program ini adalah kolaborasi dengan sekolah-sekolah di Kota Kediri.
Kepala SMP Pawyatan Daha 1 Satriyani Widyawati Rahayu menjelaskan, untuk pelaksanaan program tersebut, sekolah menghabiskan waktu tiga bulan khusus untuk membuat Focus Group Discussion para guru. Tujuannya, agar bisa mengintegrasikan pengetahuan dampak konsumsi obat-obatan terlarang ke dalam pelajaran sekolah.
“Materinya kami sisipkan ke semua mata pelajaran, IPA dan IPS, hingga bisa juga diturunkan ke silabus masing-masing pelajaran,” jelas dia.
Untuk disisipkan ke mata pelajaran IPS seperti Bahasa Indonesia, PPKN, atau agama tidak sesulit mengaitkannya ke matematika karena menyangkut perilaku. “Setelah kami diskusikan, pesan titipan BNN bisa disisipkan ke mata pelajaran matematika dengan topik materi perbandingan. Misalnya analisa dampak konsumsi obat-obatan terlarang per unit volume, per unit waktu. Yang paling mudah adalah di mapel IPA yaitu di biologi sub bab pelajaran tentang syaraf. Kerusakan syaraf dapat dijelaskan secara visual,” paparnya.
Setelah pengintegrasian ke kurikulum selesai, tambah Satriyani, tantangan berikutnya adalah terkait pelibatan lingkungan ke dalam P4GN oleh sekolah. Letak SMP Pawyatan Daha 1 yang di tengah kampung menjadi faktor penentu sukses tidaknya program P4GN tersebut.
Untuk itu, kepala desa, toko buku, Danramil, dan kepolisian diundang sekolah untuk dimintai dukungan. Dari satu forum ada masukan bahwa sekolah perlu waspada terhadap perilaku siswa yang konsumtif, misalnya bergonta-ganti ponsel mahal.
“Ciri siswa yang begitu perlu diselidiki karena bisa saja kemampuan membeli HP mahal itu karena berprofesi sebagai pengedar narkoba. Meski tetap menganut praduga tak bersalah dan kemungkinan lainnya,” ungkap Satriyani.
SMP Pawiyatan Daha 1 saat ini sudah masuk 4 besar lomba tingkat Provinsi Jawa Timur. Di sekolah ini pengintegrasiannya bukan saja di kurikulum, tetapi juga menjadi etika sehari-hari.
Ada pakta integritas terkait anti narkoba oleh para siswa dan seluruh unsur akademis dan non akademis sekolah. Mars BNN juga dinyanyikan setelah Indonesia Raya tiap pagi menjelang masuk kelas.
Selain itu, internalisasi juga dilakukan di wilayah kognitif, afeksi dan psikomotorik misalnya melalui lomba dengan tema. Pihak sekolah juga bersedia untuk menjadi narasumber, lokasi studi banding bahkan untuk menyebar silabus yang sduah disiapkan dalam bentuk DVD.
Sementara itu, menurut Eva, dibanding dengan program pengajaran anti korupsi dari KPK maupun Program Kantin Kejujuran dari Kejaksaan yang terhenti, program dari BNN ini lebih berpeluang untuk terjamin keberlanjutannya.
“Berbeda dari 2 program KPK dan Kejaksaan yang bersifat top down, BNN memilih cara yang bottom up dengan memaksimalkan partisipasi banyak elemen sekolah dan masyarakat di bawah kepemimpinan sekolah,” kata Eva.
Dia mendukung penuh perluasan program tersebut. “BNN Pusat dan Kemendikbud perlu kolaborasi menjadikan program ini diangkat ke tingkat nasional,” pungkas legislator asal dapil 6 Jatim ini. (sa)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS