SURABAYA – Wali Kota Eri Cahyadi menghadiri peringatan Nuzulul Quran Ramadan 1443 Hijriah yang digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya. Acara yang berlangsung sederhana namun khidmat ini digelar di Kantor PCNU Kota Surabaya, Jalan Bubutan VI No.2, Jumat (29/4/2022) malam.
Peringatan Nuzulul Quran itu dihadiri Ketua PWNU Jatim KH Marzuqi Mustamar yang juga didapuk menyampaikan tausiah. Hadir juga Rais Syuriah PCNU Kota Surabaya, jajaran pengurus dan mustasyar PCNU Kota Surabaya, para pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) NU se-Kota Surabaya, serta para pimpinan Badan Otonom (Banom) dan Lembaga di lingkungan PCNU Kota Surabaya.
Dalam sambutannya, Eri Cahyadi menyampaikan tiga hal. Yang pertama, ketika berkeliling Safari Ramadhan, Eri mengajak jajaran pengurus NU Surabaya dan MWC NU se-Surabaya untuk waktunya ikut menggerakkan ekonomi kerakyatan. “NU harus turut berperan di garis depan mengubah kehidupan warga Kota Surabaya,” kata Eri Cahyadi.
“Kedua, mulai Mei nanti kita akan menggerakkan Kota Surabaya dengan kegiatan-kegiatan ritual Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Aswaja) lewat kegiatan majelis-majelis NU di semua kecamatan. Kita hijaukan Kota Surabaya dengan Aswaja,” tandas pria yang juga Dewan Pembina PC GP Ansor Kota Surabaya ini.
Yang ketiga, politisi PDI Perjuangan ini berencana akan menjalankan program E-Peken dengan menggandeng para pengurus MWC di Surabaya.
Sementara itu, dalam tausiyahnya, KH Marzuqi Mustamar menuturkan, apabila Kota Surabaya ingin menjadi Kota Santri, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) di Surabaya supaya berkembang maju dibarengi dengan menggalakkan ritual-ritual Islam ala Aswaja seperti membiasakan anak-anak untuk membaca Selawat Diba’, dan lain-lain.
“Madrasah diniyah selesai dengan pelajaran tajwid, doa-doa harian yang diajarkan kepada anak-anak dan pengajaran akidah dengan (kitab) Aqidatul Awwam, serta memperhatikan masjid-masjid dan musala-musala untuk selalu memelihara tradisi Ahlus Sunnah wal Jamaah,” pesan Kiai Marzuqi.
Tak lupa, pengasuh Pondok Pesantren Sabilur Rosyad, Gasek, Kota Malang ini juga minta Wali Kota Surabaya untuk mampu menyeleksi para kepala dinas dan para kepala sekolah di Kota Surabaya agar “selesai” dengan konsep Islam Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan hubbul wathan minal iman (nasionalisme), demi meminimalisir berkembangnya paham radikalisme dan liberalisme di Surabaya.
Ketua PCNU Kota Surabaya, Dr. H. Ahmad Muhibbin Zuhri dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi atas himmah (tekad baik) dari semua yang terlibat dalam acara ini.
“Semoga kita semuanya mendapatkan predikat itqun minannaar (terbebas dari api neraka) di akhir bulan Ramadhan di tahun ini,” ujar Ketua PCNU Surabaya yang juga akademisi di UIN Sunan Ampel Surabaya ini. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS