JAKARTA – Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti menilai, telah terjadi pembekuan di antara pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan pendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Pembekuan ini berdampak pada angka elektabilitas paslon yang sulit untuk berubah.
Pembekuan diartikan, masing-masing pemilih paslon tak bergerak lagi. Bahkan, di sisa waktu kampanye ini, debat pilpres maupun kampanye terbuka sudah tidak banyak berpengaruh.
“Sudah terjadi pembekuan, baik kepada (pendukung) 01 dan 02 yang sepertinya tidak akan berubah. Nah, oleh karena itu, baik kampanye terbuka, maupun dalam debat, ini sebenarnya tidak terlalu berpengaruh lagi untuk meningkatkan elektabilitas,” kata Ray saat ditemui di kantor Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Jakarta Timur, Kamis (4/4/2019).
Ray menyebut, elektabilitas kedua paslon saat ini sulit untuk naik. Itu karena, banyak pendukung yang fanatik terhadap kedua paslon. Waktu kampanye yang sudah mencapai lebih dari enam bulan tidak bisa mengubah pilihan para pendukung fanatik tersebut.
Apalagi, saat ini sisa waktu kurang dari dua pekan, semakin memperkecil kemungkinan perubahan pilihan. “Fanatisme poltik itu artinya orang mau diapain pun sudah tidak akan mengubah pilihan politiknya,” ujar dia.
Begitupun dengan para pemilih yang masih belum menentukan pilihan, angkanya juga diprediksi bakal stagnan. “Makanya pertanyaannya bukan meningkatkan elektabilitas, kalau dalam bacaan saya, tapi mempertahankan elektabilitas,” tegas Ray.
Kampanye dimulai sejak 23 September 2018 dan akan ditutup 13 April 2019. Sementara itu, khusus kampanye terbuka atau rapat umum baru dimulai 24 Maret 2019. Dan pemungutan suara digelar secara serentak 17 April 2019. (kompas)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS