MAGETAN – Gerak cepat anggota DPRD Jatim, Diana Amaliyah Verawatingisih dan Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha (UPT-PSTW) Dinas Sosial Pemprov Jawa Timur di Magetan dan perangkat desa dalam menolong nenek Wainem membuahkan hasil. Senin (18/10/2021), kondisi Wainem membaik.
Jum’at (15/10) lalu, seperti biasa, Diana Amaliyah Verawatingisih atau akrab disapa Diana Sasa menggelar Jumat berkah. Rutinitas yang ia lakoni dalam bersilaturahmi khususnya dengan warga Magetan yang tidak mampu secara ekonomi. Ketika itu, wakil rakyat dari PDI Perjuangan ini bertandang ke Desa Baron Kecamatan Magetan.
“Saat itu kebetulan kami berkunjung ke rumah mbah (nenek) Wainem. Melihat kondisinya yang sangat memprihatinkan, kami terpanggil untuk menindaklanjutinya. Kami menghubungi Kepala UPT PSTW Provinsi Jatim di Magetan,” tutur Diana Sasa.
Menurut perangkat Desa Baron, Puji Suwito, Nenek Wainem berusia 69 tahun dan tercatat sebagai warga RT 5 RW 1. Ia tinggal bersama anaknya, Purwadi (44 tahun) dan dua cucu. Salah seorang anak dari Purwadi atau cucu dari Wainem yang berusia 18 tahun adalah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Sebagai orang tua tunggal, Purwadi tentu berat dalam menghidupi dan mengurus ibu sekaligus dua anaknya. Apalagi, pekerjannya hanya serabutan.
“Saat Purwadi bekerja, kadang anak perempuannya (ODGJ) dibawa ke tempat kerja, karena seringkali memukuli neneknya,” terang Puji Suwito.
Siang tadi, Senin (18/10), Diana Sasa mengunjungi Nenek Wainem di panti. Langkah Diana Sasa dan perangkat desa serta petugas UPT memindahkan sang nenek dari rumah ke panti beberapa hari lalu tepat kiranya.
“Alhamdulillah kini kondisinya sudah jauh membaik. Komunikasi lancar, terlihat ceria, dan sudah mau makan. Bahkan dengan perangkat desa yang ikut datang ke panti, Mbah Wainem bisa mengenal,” kata Sasa.
Kondisi tersebut berbeda dengan sebelumnya. Saat masih di rumah, mbah Wainem bahkan tidak mengenali anaknya.
Setelah Wainem tertangani, selanjutnya adalah memikirkan kondisi sang cucu yang ODGJ agar segera mendapatkan pengobatan ataupun terapi psikotik. Diana Sasa berencana membuatkan BPJS mandiri. Pasalnya, Purwadi dan anak-anaknya tak mempunyai akses jaminan kesehatan berupa BPJS.
“Informasi yang kami terima, sebenarnya Purwadi sudah diusulkan oleh Pemdes Baron untuk mendapatkan BPJS PBI (penerima bantuan iuran) melalui DTKS. Tapi sampai sekarang belum keluar BPJS PBI-nya,” pungkas Sasa. (rud/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS