BANYUWANGI – Pimpinan Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama ( PC ISNU) Banyuwangi menggelar bedah buku “Rebound Total” karya Samsudin Adlawi di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Kamis (27/7/2023).
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, yang membuka acara sekaligus menjadi keynote speaker menyampaikan apresiasinya kepada para penulis atas usaha mengupas tentang upaya Banyuwangi untuk bangkit.
“Kami sangat mengapresiasi atas terbitnya buku ini. Ini adalah sebuah penghormatan atas kerja keras pemerintah daerah bersama seluruh masyarakat Banyuwangi untuk rebound dalam menghadapi pandemi Covid-19,” ujar Bupati Ipuk.
Buku yang berupa antologi kolom Man Nahnu di Jawa Pos Radar Banyuwangi itu memang ditulis setiap pekan untuk merefleksikan berbagai situasi aktual di bumi Blambangan. Mulai dari sosial, budaya, politik hingga pemerintahan. Tak terkecuali Banyuwangi Rebound yang dicanangkan oleh Bupati Ipuk.
“Saya sangat berterimakasih atas masukan-masukan konstruktif yang diberikan oleh Pak Samsudin ataupun pihak-pihak lain. Tak sedikit masukan yang kami terima kemudian menjadi bahan untuk kita kerjakan ataupun menyempurnakan yang telah ada,” terang Bupati Ipuk.
Politis PDI Perjuangan itu juga berharap, ke depan, semakin banyak bermunculan buku-buku serupa guna memperkaya diskursus pembangunan di kabupaten ujung timur Jawa itu.
“Kami tunggu karya-karya para penulis dan intelektual Banyuwangi lainnya,” tuturnya.
Hadir sebagai pembedah buku tersebut Guru Besar Ilmu Pemerintahan sekaligus Ketua PW ISNU Jawa Timur, Prof. Mas’ud Said. Menurutnya, buku tersebut adalah sebuah bagian dari creative minority.
“Sebenarnya, di dunia ini tak banyak orang yang ikut menentukan nasib suatu bangsa, termasuk di Banyuwangi ini. Inilah yang disebut dengan creative minority. Saya kira buku ini adalah bagian dari hal tersebut,” ungkap Direktur Program Pascasarjana Universitas Islam Malang (UNISMA) tersebut.
Sementara itu, Samsudin Adlawi, menyebutkan, karya tersebut didedikasikan untuk merekam beragam peristiwa di Banyuwangi tiap pekannya. Inspirasinya bisa datang dari beragam hal.
“Seperti halnya saat berdiskusi dengan bupati dan lainnya. Ini menjadi inspirasi untuk menulis,” terangnya. (aras/set)













