JOMBANG – Wakil Bupati Kabupaten Jombang, Sumrambah, membuka Kontes Durian Wonosalam di wisata Kanza, Wonosalam, Kabupaten Jombang, Minggu ( 14/11/2021). Kontes durian yang dilaksanakan sebagai ajang promosi durian Wonosalam ke kancah nasional. Seperti diketahui, masyarakat Wonosalam merupakan petani durian. Tercatat 192.152 pohon durian yang tumbuh dan diberdayakan oleh masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, Sumrambah menuturkan, selama ia berkeliling tidak ada durian yang bisa mengalahkan rasa dari durian Wonosalam, hanya saja pengolahan narasi marketingnya yang perlu diperbaiki.
“Tapi kalau bicara tentang rasa, jauh banget. Tidak usah dimusuhkan dengan durian Bido, yang di bawahnya Bido tidak ada apa-apanya. Jadi, saya ini keliling, dari satu tempat ke tempat yang lain, karena saya tahu hobi saya itu keliling dan setiap saya keliling saya pasti akan mencari sesuatu yang khas di sana. Tidak ada yang mengalahkan durian Wonosalam,” terang Sumrambah disambut riuh tepuk tangan.
Lebih lanjut, politisi PDI Perjuangan itu meceritakan saat melaksanakan giat di Banyuwangi. Dirinya disuguhi durian merah oleh mantan Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, yang dari segi harga relatif lebih mahal dari durian Wonosalam.
“Saat saya berkunjung ke Banyuwangi, saya dipameri durian merah oleh Pak Anas. Harga durian merah relatif mahal. Setelah saya makan, hati saya ngomong, kalau durian merah dibandingkan dengan durian Wonosalam, tidak ada apa-apanya. Enak durian Wonosalam. Ini serius, “ tuturnya.
Mengapa durian wonosalam tidak bisa mahal dan harganya stabil? Menurutnya Sumrambah, karena dirusak oleh orang-orang Wonosalam sendiri yang memburu keuntungan sesaat.
“Sering kali kita sudah promosi. Begitu mereka naik ke Wonosalam, dapatnya durian Bali. Setelah itu terus komplain. Artinya, habis ini kita coba pikirkan sertifikasi durian Wonosalam, sehingga durian lokal Wonosalam harganya stabil,“ tegasnya.
Untuk itu, ia menginginkan dinas perdagangan dan dinas terkait untuk bisa bersinergi dengan memasukkan anggaran di APBD, kemudian panggil ahli makanan untuk mengolah makanan khas yang bahan dasarnya adalah durian, kemudian masyarakat dilatih untuk membuat makanan tersebut, sehingga ciri khas durian Wonosalam itu terlihat.
“Begini lo, anggarkan di APBD, panggil chef yang ahli banget, dengan bahan yang ada di Wonosalam, untuk makanan suruh chef membuat masakan yang khas Wonosalam, diresepkan setelah itu dilatihkan kepada semua warung yang ada di Wonosalam, sehingga ada standardisasi. Begitu orang kota atau wisatawan ke Wonosalam, tidak mencari ayam goreng, tapi mencari lompong,” terangnya. (arul/set)













