SURABAYA–Kalangan DPRD Surabaya meminta Pemerintah Kota menertibkan pelayanan kesehatan di puskemas. Pasalnya, kurun waktu terakhir, dewan kebanjiran keluhan warga terkait dengan buruknya pelayanan puskesmas.
Terbaru, dewan mendapat laporan Puskesmas Pembantu di Gunungsari tidak melayani masyarakat secara maksimal. “Saya dapat laporan, puskesmas pembantu di Gunungsari buka layanan jam 8 pagi, tapi jam 10 pagi sudah tutup,” kata Armuji, Jumat (5/12/2014).
Padahal, sambung dia, masih banyak warga butuh layanan kesehatan. “Masyarakat yang datang ke puskesmas itu akhirnya banyak yang kecele dan marah-marah karena tidak bisa mendapatkan layanan kesehatan,” ujarnya.
Armuji mengaku tak habis pikir dengan kinerja petugas kesehatan itu. “Bagaimana kalau ada warga yang membutuhkan layanan darurat dan membutuhkan layanan cepat. Kemana saja mereka ini, saat jam dinas kok gak ada di tempat?” ucap legislator yang juga Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya itu.
Tak hanya itu, Jumat siang, Armuji juga memergoki ada empat ambulans yang dipakai kepala Puskemas untuk ikut rapat koordinasi Badan Penyelenggara Jaminan Nasional (BPJS) dan layanan rujukan yang digelar Komisi D di ruang Banmus DPRD Surabaya. Keempat ambulans tersebut bernopol L 9010 PP, L 9011 TP, L 9016 RP, dan L 9010 RP.
Melihat itu, Armuji pun langsung menemui sopir ambulans. Salah satunya sopir ambulans Puskesmas Wiyung. Ternyata, sang sopir mengakui kalau ambulans tersebut dipakai tiap hari oleh kepala Puskesmas Wiyung untuk keperluan pribadi.
Kata Armuji, mobil ambulans tidak bileh dipakai untuk kegiatan selain layanan kesehatan. Ambulans harus standby di puskesmas. Ini agar sewaktu-waktu bisa digunakan jika ada warga sakit yang butuh pertolongan. “Ambulans ini khusus untuk mengantar pasien yang sakit. Kok malah dipakai untuk rapat,” ujar dia.
Dalam rapat di banmus, Ketua Komisi D Agustin Poliana juga menyampaikan keluhan dari warga. Salah satunya di Puskesmas Banyuurip yang warga menolak kartu BPJS warga. “Warga tersebut juga tidak diberi rujukan sampai akhirnya nyawanya tak tertolong. Ini kan sangat mengenaskan,” ungkap Agustin.
Agustin mengaku prihatin dengan masih banyak pemegang kartu BPJS yang tidak terlayani dengan baik. “Harus ada langkah cepat dari dinas kesehatan agar masalah ini tidak berlarut-larut,” tutupnya. (pri)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS