SURABAYA – Ratusan masyarakat Kota Surabaya menggelar upacara peringatan Hari Kemerdekaan di pesisir Pantai Kenjeran, Rabu (16/8/2023). Uniknya, mereka langsung menghadap ke Pantai Kenjeran sisi utara Taman Hiburan Pantai. Mereka menghadap langsung ke 78 perahu nelayan yang berjajar dan mengibarkan bendera merah putih.
Sekira 400 peserta yang terdiri atas nelayan, Fatayat NU, Muslimat NU, IPPNU, IPNU, Ansor, BANSER, IPM (Ikatan Pemuda Muhammadiyah), KOKAM, Karang Taruna Bulak, wartawan, Pemuda Pancasila serta MWCNU Kecamatan Bulak, nampak khidmat mengikuti upacara tersebut.
Upacara di pesisir Pantai Kenjeran itu sendiri dipelopori oleh Badan Kebudayaan Nasional (BKN) Surabaya dan melibatkan masyarakat Bulak, khususnya nelayan.
Ketua BKN Surabaya, Abdul Ghoni Mukhlas Ni’am, menjelaskan, acara tersebut merupakan wujud gotong-royong BKN Surabaya dengan seluruh elemen masyarakat khususnya nelayan.
“Agenda ini tiada lain untuk mempererat dan memperkuat nilai-nilai nasionalisme, cinta tanah air dengan dasar dan mengedepankan kemanusiaan. Jelasnya ini sesuai yang diajarkan Bung Karno,” ujar Ghoni.
“Upacara ini juga sebagai media untuk mengajarkan kepada peserta upacara, khususnya nelayan, bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia itu melalui proses perjuangan dan perjuangan yang tidak didapatkan dengan mudah,” imbuhnya.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Surabaya itu menambahkan, acara ini dikemas berbeda dalam rangka menyambut peringatan Hari Kemerdekaan bangsa Indonesia. Dipilihnya tanggal 16 Agustus untuk upacara kali ini lantaran pada 16 Agustus 1945, kala itu para pemuda mendorong Ir.Soekarno dan Moh. Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Spirit itulah yang dinilai harus terus dijaga dan dirawat karena kemerdekaan Indonesia benar-benar melalui proses penuh perjuangan.
“Kami merancang dan melaksanakan acara ini pada 16 Agustus 2023, karena kami sepakat dalam meraih kemerdekaan pasti melalui proses perjuangan dan pengorbanan yang besar. Salah satunya adalah peristiwa rengasdengklok,” jelasnya.
Tak hanya itu, alasan mengapa upacara ini digelar di pesisir pantai dan melibatkan para nelayan karena pihaknya ingin mengajarkan kepada nelayan khususnya, untuk menjaga laut serta pesisir pantai.
“Karena menjaga laut serta pesisir pantai adalah salah satu proses menghargai jasa para pahlawan dan menjaga kemerdekaan untuk anak, cucu dan generasi penerus bangsa ini,” tuturnya.
Upacara pun ditutup dengan pembacaan doa oleh Sekretaris MWCNU Kecamatan Bulak, Ust.Ichsan, mendo’akan bangsa Indonesia, semoga selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa agar dijaga rasa persatuan dan kesatuan bangsa ini menuju negara Indonesia “baldatun toyyibatun warabbun ghofur”, yakni sebuah negeri yang mengumpulkan kebaikan alam dan kebaikan perilaku penduduknya. (dhani/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS