Banteng Probolinggo Gotong Royong Ringankan Korban Banjir Dringu

Loading

PROBOLINGGO – PDI Perjuangan Kabupaten Probolinggo benar-benar menunjukkan kehadirannya di tengah-tengah masyarakat yang tertimpa musibah banjir. Kepedulian itu, terlihat mulai dari aksi bagi-bagi nasi, open donasi hingga membuat dapur umum.  

Aksi solidaritas itu, sudah dilakukan beberapa hari yang lalu. Langkah tersebut, merupakan bentuk kepedulian PDI Perjuangan sebagai partai yang pro terhadap ‘wong cilik’. 

Seperti yang dilakukan pada Sabtu, (13/3/2021) belasan kader PDI Perjuangan melalui Badan Penanggulangan Bencana (Baguna), turun ke lokasi banjir di Kecamatan Dringu. Mereka membagikan nasi untuk kebutuhan makanan para korban banjir. 

Menurut Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Probolinggo Edi Susanto, pihaknya sudah mulai melakukan upaya meringankan beban masyarakat yang menjadi korban banjir. Di antaranya, menerjunkan tim Baguna, open donasi, dan mendirikan dapur umum. 

“Sejak banjir terjadi, kami terus berupaya semaksimal mungkin untuk hadir. Tidak hanya melalui fraksi, kami lakukan mulai turun langsung , open donasi hingga dapur umum sebagai bentuk hadirnya PDI Perjuangan bagi korban banjir,” jelas Edi. 

Dapur umum dengan tenda darurat itu, didirikan di halaman Kantor DPC Jalan Raya Dringu. Setiap hari, dapur umum produksi 150 nasi bungkus yang kemudian dibagikan pada korban banjir. 

“Selain dapur umum, donasi yang dilakukan juga banyak yang antusias. Sejumlah kader maupun simpatisan antusias gotong royong memberikan bantuan, sampai hari ini sudah terkumpul sekitar delapan juta rupiah,” ungkapnya. 

Aksi solidaritas kader Banteng Kabupaten Probolinggo itu, akan terus dilakukan. Rencananya, besok aksi kembali dilakukan dengan membagikan alat kebersihan yang masih dibutuhkan warga. 

Sebelumnya, Rabu (10/3/2021) petang warga di 2 Desa Kedung Dalem dan Desa Dringu, Kecamatan Dringu dilanda banjir. Ribuan KK terdampak dengan  ketinggian banjir 1 hingga  1,5 meter. 

Berdasarkan data, Kecamatan Dringu telah empat kali dilanda banjir dalam tiga pekan terakhir, yakni 27 Februari, 28 Februari, 8 Maret, dan 10 Maret. 

Banjir tersebut disebabkan tingginya curah hujan di daerah dataran tinggi seperti Bantaran, Kuripan hingga Bromo dan jebolnya tanah penahan atau tanggul di empat titik. (drw)