Sabtu
19 April 2025 | 12 : 08

Banteng-Banteng Magetan di Garis Depan Pelestarian Karawitan

pdip-jatim-magetan-111021-seni-budaya-magetan-a

MAGETAN – “Kami sudah kembali latihan,” kata Parmin, Penanggungjawab Kelompok Seni Karawitan Mulyo Budoyo kepada pdiperjuangan-jatim.com, Rabu (11/10/2021).

Sejak awal pandemi Covid-19 hingga beberapa waktu berjalan, kelompok beralamat di Desa Ngunut Kecamatan Kawedanan ini memilih meliburkan diri. Biasanya, aktivitas latihan dilaksanakan saban Minggu.

Berlatih kembali setelah sekian waktu rehat, Parmin mengungkapkan betapa girangnya para pengrawit yang tergabung dalam kelompok ini. Perasaan yang ia gambarkan serupa dengan awal pendirian kelompok ini pada 3 tahun lalu.

Ketika itu, kenang Parmin yang juga Wakil Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi DPC PDI Perjuangan Magetan, ia menangkap kegelisahan dari sejumlah seniman akan masa depan kebudayaan nusantara, khususnya karawitan di antara gempuran budaya asing.

Pada bagian lain, sejumlah kader maupun anggota Partai yang memiliki kemampuan dalam menabuh berbagai gamelan mempunyai keinginan serupa untuk membentuk kelompok karawitan. Singkat cerita, Kelompok Seni Karawitan Mulyo Budoyo pun terbentuk kala itu.

Di kelompok ini, Parmin bukan satu-satunya kader Banteng. Sejumlah kader Pengurus Ranting dan Pengurus Anak Ranting juga menjadi pengrawit dalam kelompok ini. Berkepribadian di bidang kebudayaan sebagai falsafah Tri Sakti Bung Karno, menjadi spirit tersendiri bagi mereka menapaki garis depan usaha pelestarian karawitan.

“Karawitan Mulyo Budoyo ini sebagai upaya melestarikan kebudayaan Nusantara, khususnya budaya Jawa,” ujar Parmin, mantan anggota DPRD Magetan ini.   

Kebudayaan, kata dia, harus dilestarikan dengan segenap kekuatan dari seluruh komponen bangsa. Sebab, bukan tak mungkin kebudayaan Indonesia akan menghilang di antara berbagai “tawaran” budaya asing yang lalu lalang dalam dunia yang kini tak berjarak.

Berlatih karawitan, menurut Parmin sangat penting untuk melestarikan budaya. Karawitan merupakan warisan nenek moyang yang bernilai tinggi. Kerumitan pada cara memainkan berbagai gamelan pada karawitan, menjadi salah satu faktor penyebab tak semua orang mau belajar kesenian ini.

“Kita awali dengan perasaan senang, jadi saat latihan cepat bisa. Dengan belajar karawitan, keahlian juga bertambah. Serta muncul perasaan bangga telah ikut melestarikan kesenian tradisional. Nambah ilmu dan hiburan juga. Ini seni budaya kita yang harus dilestarikan,” tandas Parmin. (rud/hs)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

KRONIK

Bupati Sugiri Tinjau Jembatan Ambrol, Juli atau Agustus Bisa Dibangun

PONOROGO – Ambrolnya Jembatan Mingging di Desa Grogol, Kecamatan Sawoo, Ponorogo, pada 28 Maret lalu, mendapatkan ...
KABAR CABANG

DPC Tulungagung Terima Kunjungan Mahasiswa UIN Sayyid Ali Rahmatullah

TULUNGAGUNG – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Tulungagung menerima kunjungan Mahasiswa ...
KRONIK

Konsisten, Banyuwangi 13 Tahun Berturut-turut Raih WTP

BANYUWANGI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi kembali menunjukkan kinerja positif pengelolaan keuangan ...
LEGISLATIF

Puan Maharani Soroti Kekerasan Seksual yang Dilakukan Tenaga Medis

JAKARTA – Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti kekerasan seksual yang diduga dilakukan tenaga medis, khususnya ...
KRONIK

Menu Makanan Bergizi Gratis di Pamekasan Disorot, DPRD Jatim Minta Perbaikan

PAMEKASAN – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, menjadi sorotan setelah ...
EKSEKUTIF

Bupati Yani Bersyukur Pemkab Gresik Raih Opini WTP 10 Kali Berturut-turut

GRESIK – Pemerintah Kabupaten Gresik kembali mencatatkan prestasi gemilang dalam pengelolaan keuangan daerah. ...