SURABAYA – Barisan Soekarnois dalam waktu dekat akan menggelar pertemuan akbar di Jawa Timur dengan tajuk kangen barisan Soekarnois bersama Guntur Soekarno Putra, anak sulung dari Bung Karno.
Ketua Umum Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Ahmad Basarah mengatakan, pertemuan akbar tersebut digelar pada 11 Mei mendatang di Grand City Surabaya.
Menurutnya, ada 27 organisasi Soekarnois yang akan menjadi kepanitiaan dan hadir dalam pertemuan tersebut. Untuk melepas kangen, bertemu dengan Mas Guntur Soekarnoputra,” kata Ahmad Basarah, kepada wartawan di rumah makan Ria Galeria, Surabaya, Senin (30/4/2019) malam.
Di acara tersebut, lanjut Basarah, panitia juga akan memberikan undangan sesuai dengan nama yang terdaftar. Diperkirakan jumlah peserta sesuai kapasitas gedung, sebanyak 1.500 orang mewakili eksponen dari ormas-ormas yang tergabung dalam barisan Soekarno.
Hingga saat ini, sudah 200 undangan yang sudah mengonfirmasi. “Kita juga akan mengundang Mas Eros Djarot Sebagai budayawan, yang nantinya membacakan puisi,” ujar Wakil Sekjen PDI Perjuangan ini.
Di samping itu, sejumlah tokoh nasional GMNI yang berada di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah juga ikut hadir. Bahkan, Soekarwo sebagai Gubernur Jawa Timur, akan diundang dalam temu kangen dengan barisan Soekarnois.
“Pakde Karwo ini memang Ketua Partai Demokrat. Tapi, beliau kami undang kapasitasnya sebagai gubernur. Pakde Karwo itu juga Soekarnois,” terang Wakil Ketua MPR RI ini.
“Kami akan lapor ke beliau, untuk menghormati sebagai Gubernur Jatim dan mantan Ketua Umum PA GMNI. Pakde diundang untuk bertemu saudara-saudara seideologi,” tambah Basarah.
Menurut dia, temu kangen barisan Soekarnois di Jawa Timur ini terdapat tiga poin. Pertama, temu kangen putra pertama Bung Karno, Guntur Soekarno Putra yang sejak 1970 awal telah “menghilang” tidak pernah muncul ke permukaan, karena dinamika politik nasional.
“Banyak publik menanyakan khususnya dari kalangan Soekarnois itu sendiri. Apakah alumni GMNI dan yang merasa kehilangan dengan Pak Guntur yang akrab dipanggil Mas Tok yang bertahun-tahun tidak di tengah masyarakat,” ujar dia.
Poin kedua, konsolidasi ideologi bagi kaum Nasionalis Soekarnois di mana Jawa Timur adalah tempat kelahiran, besar dan disemayamkannya Bung Karno.
“Mengembalikan marwah Bung Karno, yang lahir di Surabaya, besar di Jawa Timur, dimakamkan di Blitar,” katanya.
Selanjut di poin ketiga adalah kepentingan politik, yakni untuk menambah elektabilitas Gus Ipul-Puti dengan bersatunya barisan Soekarnois dalam satu rampak barisan. “Memastikan peta kemenangan Gus Ipul-Puti di Jawa Timur,” ujarnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS