KEDIRI – Ketua DPRD Kabupaten Kediri Murdi Hantoro mengaku miris setelah mengetahui banyak pelajar terlibat aksi demo rusuh yang terjadi di kota maupun Kabupaten Kediri pada Sabtu 30 Agustus 2025 lalu.
Hal inilah yang kemudian melatar belakangi pimpinan DPRD Kabupaten Kediri mendukung penuh keputusan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana untuk memberlakukan penerapan jam malam bagi para pelajar beberapa waktu lalu.
Kini situasi kondisi Kabupaten Kediri kembali aman, dan aturan jam malam bagi para pelajar telah dicabut.
Murdi Hantoro berharap perlu adanya penerapan pendidikan budi pekerti bagi para pelajar. Menurut ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kediri ini, penerapan pelajaran budi pekerti penting dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah.
“Dimasukkan dalam kurikulum sekolah muatan lokal. Jadi sangat penting sekali karena selama ini kita sudah tidak ada untuk pendidikan budi pekerti. Semoga ke depan ada pendidikan budi pekerti dalam kurikulum sekolah,” harapnya .
Seperti diberitakan, pada 30 Agustus 2025 lalu kerusuhan meletus di wilayah Kota dan Kabupaten Kediri oleh massa pendemo.
Sejumlah pelaku perusakan, penjarahan disertai pembakaran kemudian ditangkap pihak berwajib. Setelah dilakukan pendataan diketahui mayoritas pelakunya melibatkan anak di bawah umur.
Yang mengejutkan para pelaku yang berjumlah ribuan ini tidak hanya berasal dari wilayah Kediri semata, tapi juga berasal dari daerah lain. Seperti Nganjuk, Blitar, Tulunganggung, Surabaya bahkan Pontianak.
Dalam kerusuhan massal tersebut sejumlah perkantoran milik Pemda maupun kepolisian dirusak, dijarah dan dibakar. (putera/pr)










