SURABAYA – Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono antusias menghadiri gelaran HUT Kemerdekaan ke-77 RI di kampungnya, Wisma Penjaringan Sari, Surabaya, Minggu (28/8/2022). Bersama ratusan warga yang hadir, ia menikmati sajian produk UMKM dan pentas Reyog Ponorogo.
Adi mengaku sangat bersemangat mengikuti gelaran reyog yang disajikan sebuah sanggar dari Sidoarjo ini. “Warga juga bersemangat dan antusias nonton atraksi reyog ini,” ungkapnya.
“Saya juga memberikan dukungan moral, agar kesenian reyog ini terus dipertahankan dan terus berkibar di seluruh masyarakat Indonesia bahkan internasional,” sambung Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya ini.
Dia mengingatkan, meski Kota Surabaya terus melaju mengejar kemajuan dan modernisasi pembangunan, aset budaya dan kesenian yang dimiliki harus tetap dijaga. Dengan demikian sisi kearifan lokal tidak sampai dikorbankan.
“Sehingga kita bisa tumbuh sebagai bangsa yang punya kebudayaan, memiliki jati diri sebagai bangsa Indonesia,” tegasnya.
Berbaur bersama warga yang menikmati atraksi Reyog Ponorogo Simojoyo Katong, Adi beberapa kali memberikan pujian dan semangat pada para seniman. Di depan penonton, ia bahkan sempat dibopong dadak merak, ikon utama pentas reyog yang memiliki berat 100 kilogram lebih.
Kemarin, Adi Sutarwijono juga menghadiri kirab budaya dalam rangkaian sedekah bumi di RW 5 Simo Gunung Barat. Selain kirab budaya, digelar pula Tasyakuran Ratusan Tumpeng dan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk.
”Sedekah bumi adalah suatu upacara adat yang melambangkan rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberikan rezeki melalui bumi berupa segala bentuk hasil bumi.kegiatan ini sebenarnya sangat populer di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa,” ungkap Adi.
Menurutnya, ini merupakan peristiwa adat istiadat, yang sudah diwariskan nenek moyang dan diwariskan antar generasi.
“Kita syukuri, bahwa kegiatan Sedekah Bumi tahun ini bisa digelar. Kita lestarikan warisan leluhur kita sehingga tidak tergerus arus jaman. Tugas kita adalah mewariskan adat istiadat dan budaya kepada generasi yang lebih muda, generasi milenial,” katanya.
Pihaknya berkomitmen dan mendukung agar budaya-budaya lokal Surabaya terus hidup, memperkuat gotong royong, di tengah arus perubahan dan kemajuan kota.
“Sehingga akan tumbuh generasi yang terpelajar, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi memiliki kepribadian yang kuat, yang berakar dari nilai-nilai luhur. Kita ajarkan gotong royong kepada generasi muda, supaya dihayati dan dipraktikkan dalam lalu hidup sehari-hari,” tutur Adi. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS