205 pembaca
KAMPUNG Tempe di kawasan Sukomanunggal Surabaya beberapa hari belakangan menarik perhatian publik negeri ini, khususnya masyarakat Kota Pahlawan, setelah awal Maret lalu dikunjungi Ketua DPR RI Puan Maharani.
Tak hanya masyarakat, pemerintah pun mulai memperhatikan kampung sempit yang berbatasan dengan tembok-tembok pabrik besar itu, yang warganya tiap hari bergeliat dalam usaha industri skala rumahan, memproduksi tempe dan tahu.
Perhatian masyarakat dan pemerintah itu dirasakan sendiri oleh warga, sejak awal bulan ini, hingga sekarang.
Baca: Kunjungi Kampung Tempe, Mbak Puti dan Cak Eri Serahkan Bantuan Alat Produksi
Adalah Markuat, yang selama ini didapuk warga setempat sebagai Ketua Paguyuban Pengrajin Tempe Sukomanunggal. Kepada pewarta media ini, dia membeberkan banyak perubahan yang dirasakan warga Kampung Tempe, usai dikunjungi Puan Maharani pada 2 Maret lalu.

Menurutnya, kampung mereka dikenal sebagai Kampung Tempe sejak tahun 1997, saat awal-awal warga banyak yang membuat tempe berbahan baku kedelai.
Namun, bebernya, keberadaan sentra produksi tempe itu hanya dikenal kalangan pedagang, dan perkembangan industri rumahan itu stagnan, alias tak banyak perubahan.
Baca juga: Blusukan ke Kampung Tempe Sukomanunggal, Puan: Warga di Sini Luar Biasa
Usai kunjungan Puan Maharani yang marak diberitakan di media lokal dan nasional, sebut Markuat, para pengrajin tempe seperti mendapat bermacam limpahan ‘berkah’.
Mulai dari perhatian pemerintah yang meningkat, hingga masyarakat Kampung Tempe tak lagi ‘dipandang sebelah mata’.

Dia lantas membeberkan ‘berkah’ yang dirasakan warga. Di antaranya mulai ada perbaikan infrastruktur kampung seperti pemasangan PJU, perbaikan paving jalan, dan kebersihan kampung.
“Hati saya rasanya bergetar saat menyampaikan ini. Saya merasa sangat terenyuh, setelah kehadiran Ibu Puan di kampung ini, kami mendapat perlakuan yang jauh lebih baik dari masyarakat sekitar Kampung Tempe, juga dari pemerintah kota,” ucap Markuat, di sela kunjungan anggota DPR RI Puti Guntur Soekarno ke Kampung Tempe, Jumat (11/3/2022).
Oleh karena itu, lanjut Markuat, para pembuat tempe menyampaikan rasa terima kasih yang luar biasa kepada Puan Maharani.
“Yang merasakan berkahnya bukan hanya para pengrajin, tetapi seluruh warga Sukomanunggal. Setiap kali kami di pasar menjual dagangan, banyak warga yang tanya soal Kampung Tempe,” ungkapnya.
Pihaknya pun berterima kasih kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, yang memperhatikan sentra produksi tempe di Kota Pahlawan tersebut.

“Sekarang Wali Kota Eri juga sudah menyampaikan siap mengawal pemasaran produksi kami sehingga bisa bersaing di pasaran,” ujar Markuat dengan mata berbinar.
Kali ini, imbuhnya, Kampung Tempe juga didatangi Puti Guntur Soekarno, anggota DPR RI yang juga kader Banteng seperti Puan Maharani.
Kedatangan Mbak Puti yang didampingi Eri Cahyadi, terang Markuat, juga membawa berkah bagi pengrajin tempe. Sebab, legislator DPR RI dari dapil Surabaya-Sidoarjo tersebut menyerahkan bantuan alat memproses kedelai.
Menurutnya, dengan alat ini, ongkos produksi tempe bisa ditekan, sehingga harga jual tempe di pasaran tetap murah.
“Kami, warga Kampung Tempe, mendoakan Ibu Puan, Ibu Puti, dan pemimpin pemerintahan yang memperhatikan orang kecil, agar selalu diberi keselamatan dan kelancaran dalam bertugas,” ucapnya, sambil menengadahkan tangan. (yols/pr)