Selasa
26 November 2024 | 1 : 52

Semula Bernama Gelora Bung Karno, Lalu Diubah Jadi Gelora Senayan, Kini?

pdip-jatim-romatika-270623-stadion-gbk-1

Nama awal usulan dari Menteri Agama Saifuddin Zuhri kepada Presiden Sukarno, menjelang peresmian. Namun, nama diubah oleh Presiden Soeharto. Nama dikembalikan seperti asalnya oleh Presiden Gus Dur.

HASIL pemungutan suara dilaksanakan Dewan Federasi Pesta Olahraga Asia di Jepang pada 23 Mei 1958, menetapkan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games Tahun 1962. Gegap gempita rakyat menyambut kesempatan tersebut.  

Gayung bersambut. Bagi Presiden Sukarno, pesta olahraga tingkat Asia menjadi panggung untuk menunjukkan eksistensi republik yang masih berusia muda di kancah internasional. Maka, pada 8 Februari 1960, pembangunan kompleks olahraga pun dimulai.

Pemancangan tiang pertama pun langsung menjadi kabar yang “mengguncang” dunia. Betapa tidak, stadion dirancang menampung kapasitas 110.000 penonton menempatkannya dalam jajaran stadion-stadion besar yang ada di dunia.   

“Ya, memberantas kelaparan memang penting, akan tetapi memberi makan jiwa yang telah diinjak-injak dengan sesuatu yang dapat membangkitkan kebanggaan mereka, ini pun penting,” kata Bung Karno.

Lalu, bagaimana asal mula nama Gelora (gelanggang olahraga) Bung Karno? Melansir kompas.com yang mengutip otobiografi KH Saifuddin Zuhri, pembahasan nama kompleks olahraga itu dilakukan di serambi belakang istana oleh Presiden Sukarno bersama sejumlah Menteri, beberapa saat menjelang peresmian.  

Tangkapan layar Kepres 318/1962 Tentang Pembentukan Yayasan Gelanggang Olahraga Bung Karno.

Semula, nama diusulkan adalah pusat olahraga Bung Karno. Namun, Saifuddin Zuhri punya pendapat berbeda. Kata pusat ia nilai statis, tidak dinamis seperti tujuan negara ini menggerakkan olahraga.

“Usulkan nama penggantinya kalau begitu,” kata Presiden Sukarno. “Nama gelanggang olahraga lebih cocok dan lebih dinamis,” jawab Saifuddin. “Nama gelanggang olahraga Bung Karno kalau disingkat menjadi Gelora Bung Karno! Kan mencerminkan dinamika sesuai tujuan olahraga,” imbuhnya.

Dari waktu ke waktu

Berbagai catatan sejarah menyebutkan, pada 24 Spetember 1962, Presiden Sukarno menetapkan Keputusan Presiden RI Nomor 318 tahun 1962 tentang Pembentukan Yayasan Gelanggang Olahraga Bung Karno.

Pencermatan redaksi pdiperjuangan-jatim.com atas kepres ini, kepres memuat 11 bab dan 22 pasal. Mengatur ihwal nama, tujuan, permodalan, hingga pengelolaan. Termasuk pihak pengelola atau jajaran direksi.

Kader PDI Perjuangan memerahkan stadion Gelora Bung Karno pada puncak peringatan Bulan Bung Karno, Sabtu (24/6/2023).
Foto: pdiperjuangan-jatim.com/bagus

Dalam perjalanan sejarah, nama Gelora Bung Karno berubah menjadi Gelora Senayan. Perubahan nama merujuk Keputusan Presiden Soeharto melalui Kepres Nomor 4 Tahun 1984 Tentang Badan Pengelola Gelanggang Olahraga Senayan. Juga Kepres Nomor 8 Tahun 1988.

Namun, pasca reformasi, nama pun kembali seperti semula menjadi Gelora Bung Karno sesuai Keputusan Presiden Republik Indonesia 7 Tahun 2001 Tentang Perubahan Nama Gelanggang Olahraga Senayan Menjadi Gelanggang Olahraga Bung Karno yang diteken Presiden Abdurahman Wahid atau akrab dikenal Gus Dur.

baca juga: DPD Jatim Siap Gas Pol Menangkan Ganjar Seusai Acara Bulan Bung Karno Di Jakarta

Melansir website resmi Gelora Bung Karno, gbk.id pada Selasa (27/6/2023), saat ini Kawasan Gelora Bung Karno memiliki berbagai macam fasilitas yang dapat mengakomodir beragam kegiatan.

Fungsi lain Kawasan Gelora Bung Karno adalah konservasi lingkungan. GBK memiliki 84% Kawasan Terbuka Hijau yang merupakan daerah resapan air dengan lingkungan hijau seluas 67,5%.

Juga terdapat kelestarian aneka pepohonan langka yang besar dan rindang yang merupakan hutan kota, juga sebagai tempat bermukimnya 22 jenis burung liar yang senantiasa berkicau sepanjang hari. (hs)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

KRONIK

Hari Guru Nasional, Bupati Fauzi Apresiasi Dua Pendidik Raih Prestasi Tingkat Nasional

SUMENEP – Pada peringatan Hari Guru Nasional 2024, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo memberi apresoasi atas ...
KABAR CABANG

Untuk Risma-Gus Hans dan Eri-Armuji, PDIP Surabaya Gelar Doa Bersama dan Santuni Anak Yatim Piatu

SURABAYA – Memasuki hari kedua masa tenang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) ...
LEGISLATIF

DPRD Surabaya Bentuk Pansus Raperda Pengembangan Ekraf

SURABAYA – Sidang paripurna ketiga DPRD Surabaya pada Senin (25/11/2024) memutuskan pembentukan panitia khusus ...
EKSEKUTIF

Usai Cuti Kampanye, Eri Pastikan Pengerjaan Proyek Strategis di Kota Surabaya

SURABAYA – Setelah dua bulan cuti kampanye Pilkada 2024, Eri Cahyadi kembali ke Balai Kota Surabaya melanjutkan ...
LEGISLATIF

Jaga Kepercayaan Rakyat dan Pastikan Pilkada Berlangsung Demokratis, Pulung Harap APH Netral

SURABAYA – Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Pulung Agustanto menyoroti pentingnya netralitas ...
KABAR CABANG

Menangkan Pilgub Jatim, DPC Kota Probolinggo Perkuat Saksi

PROBOLINGGO – Memenangkan Risma-Gus Hans di Pilkada Jawa Timur menjadi sebuah harga mati bagi kader PDI Perjuangan ...