SURABAYA – Calon Wali Kota Tri Rismaharini mengajak seluruh warga Surabaya melawan segala upaya kecurangan selama pelaksanaan pilkada. Ajakan itu dia sampaikan, karena ada indikasi terjadinya upaya kecurangan untuk bisa memenangkan Pilkada 2015.
Risma mengungkapkan, ada informasi valid dari sebuah lembaga di Jakarta, menjelang coblosan pemilihan wali kota (pilwali) pada 9 Desember 2015 mendatang. “Para pemilik suara yang mencoblos, diminta untuk memfoto nomor yang dipilih. Selanjutnya, nanti bisa ditukar dengan uang. Itu bahaya sekali,” kata Risma di Surabaya, Selasa (13/10/2015).
Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat yang menemukan praktik seperti itu, untuk melaporkan kepada penyelenggara pilkada. Termasuk ke tim internal pemenangan Risma-Whisnu.
Menurutnya, upaya-upaya seperti itu perlu dicegah. Sebab, pola kecurangan yang dilakukan terkesan sistematis dan masif. “Sudah ada rencana seperti itu. Kalau ada yang mengetahui segera laporkan,” tegas mantan Kepala Bappeko Kota Surabaya ini.
Informasi lain yang dia dengar, kampung-kampung di beberapa wilayah telah diiming-imingi akan mendapat gelontoran uang dalam jumlah besar. Jika hal itu sampai diterima warga, cawali yang berpasangan dengan calon wakil wali kota Whisnu Sakti Buana itu sangat menyayangkan.
Sebab, “Perbaikan Surabaya 5 tahun ke depan hanya tergadaikan dalam sehari. Ruginya itu nanti, dan yang merasakan seluruh warga Surabaya,” urai perempuan yang pernah meraih penghargaan wali kota terbaik ke-3 sedunia.
Pembangunan Kota Pahlawan, sebut Risma, tidak bisa diukur dari upaya kecurangan yang dilakukan. Melainkan, kinerja nyata untuk perubahan.
Dia menambahkan, kecurangan seperti itu tidak bisa maksimal diketahui oleh tim pemenangan. Karena itu, peran serta seluruh warga Surabaya, khususnya para saksi Tim Risma-Whisnu, sangat diharapkan. (goek/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS