LUMAJANG – Minimnya sarana dan prasarana pendidikan, tidak adanya sekolah lanjutan tingkat atas atau kejuruan di Desa Argosari Kecamatan Senduro, menjadi topik yang dimusyawarahkan sejumlah pihak demi masa depan pendidikan yang lebih baik di kawasan berada di ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut itu.
Di desa yang mempunyai destinasi wisata Negeri di Atas Awan itu, sejumlah pihak berkepentingan menggelar focus group discussion (FGD). Dari Dinas Pendidikan, Komisi D DPRD Lumajang, guru dan komite sekolah Desa Argosari. FGD dilaksanakan di SMP Satu Atap Argosari, beberapa hari lalu.
Kepada pdiperjuangan-jatim.com di Lumajang, Ketua Komisi D, Supratman menjelaskan berbagai problematika pendidikan yang dibahas dalam acara diskusi terarah itu. Intinya, pendidikan di daerah pegunungan tersebut juga harus dioptimalkan dengan baik.
“Yang menjadi permasalahan utama adalah beberapa sarana dan prasarana yang sudah mulai rusak, termasuk ruang kelas. Alhamdulillah, dari hasil FGD, kami bersepakat untuk memberikan bantuan kepada lembaga ini berupa rehab ruang kelas sebanyak 3 ruangan,” jelas Supratman, Kamis (26/1/2023).
Lebih lanjut Supratman menjelaskan, para guru SMP Satu Atap Argosari juga menginginkan pengadaan baleganjur. Sehingga, nantinya, dapat memberikan pendidikan serta mempertahankan kelestarian seni budaya Desa Argosari.
Supratman yang juga merupakan Bendahara DPC PDI Perjuangan Kabupaten Lumajang itu menegaskan, bahwa dirinya akan mengusahakan untuk memenuhi pengadaan baleganjur. Meski demikian, ia mengatakan tidak untuk tahun 2023, namun akan dipenuhinya pada tahun 2024.
“Nah, yang paling penting adalah kami bahas juga bagaimana masa depan pelajar SMP Satu Atap ini untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Mengingat, daerah tersebut tidak ada lembaga pendidikan tingkat SMA, adapun itu sangat jauh bagi mereka untuk diakses, harus turun gunung,” terangnya.
Dengan permasalahan tersebut, Supratman menegaskan bahwa dirinya akan berkoordinasi dengan Pemkab Probolinggo untuk mengupayakan pendirian SMK yang berbasis inovasi kearifan lokal. Mengingat, Desa Argosari ini berdekatan dengan Kabupaten Probolinggo.
“Dengan mendirikan SMK berinovasi kearifan lokal, misalnya jurusan pertanian atau otomotif. Tentu ini sangat membantu masyarakat Argosari untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi,” jelasnya.
Ditanya terkait teknis pendirian SMK, Supratman menegaskan bahwa dirinya bersama Komisi D DPRD Kabupaten Lumajang tentu harus melakukan FGD juga bersama Pemkab Probolinggo.
Sehingga, nantinya dapat ditemukan solusi dalam rangka meningkatkan SDM masyarakat melalui pendidikan. (ndy/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS