NGAWI – Musim kemarau mengancam produktivitas petani di sejumlah kecamatan di Kabupaten Ngawi. Kekeringan yang melanda bentangan lahan pertanian padi beresiko mengakibatkan gagal panen.
Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono langsung bertindak cepat. Berupaya tetap menjaga produksi padi petani di tengah musim kemarau yang minim hujan. Terlebih Kabupaten Ngawi saat ini menjadi salah satu daerah penyangga pangan nasional.
Tindakan yang dilakukan Bupati Ony yakni berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo yang mencakup Waduk Pondok di Kecamatan Bringin Ngawi.
Bupati Ony meminta debit air keluar dari Waduk Pondok untuk ditingkatkan volumenya. Hal itu agar lahan sawah seluas 3.900 hektar di Kecamatan Bringin, Padas, dan Pangkur bisa terairi.
“Ini keadaannya krusial, jadi Ngawi kan sudah menjadi penyangga pangan nasional, pemantauan terkait ketahanan pangan tidak hanya regional namun juga sampai nasional,” kata Bupati Ony, Rabu (21/9/2022).
Bupati Ony menyampaikan, debit air Waduk Pondok dengan kapasitas seperti yang sebelumnya, lahan pertanian padi seluas 3.900 ha di kecamatan itu tidak akan selamat.

Sehingga Bupati kader PDI Perjuangan itu meminta peningkatan volume keluar debit air waduk Pondok demi melindungi para petani padi di wilayah setempat, dari risiko gagal panen.
“Debit air waduk pondok yang ditingkatkan volumenya ini kita pastikan untuk dikawal,” kata Bupati Ony.
“Saat ini sudah bisa keluar 2.000 liter per detik. Dan semoga bisa mengairi sawah seluas 3.900 hektar di wilayah kecamatan Bringin, Padas, dan Pangkur. Sehingga Insya Allah tidak menimbulkan gagal panen,” kata Bupati Ony.
Beberapa hari lalu, Sabtu (17/9), Bupati Ony bersama Forkompimda memantau secara langsung debit air Waduk Pondok. (mmf/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS