JEDDAH – Ketua Dewan Perwakilan Luar Negeri (DPLN) PDI Perjuangan yang juga Pembina Posko Perjuangan TKI (Pospertki) Saudi Arabia, Sharief Rachmat menerima penghargaan dari Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Bersama dua penggiat TKI lainnya, Sharief dinilai gigih memperjuangkan hak dan keadilan para TKI di Saudi Arabia.
Pria yang aktif sebagai penggiat TKI sejak 2013 ini merasa bersyukur atas penghargaan itu. Dia merasa penghargaan yang diterimanya bukanlah suatu impian, melainkan harapannya yang sejak dulu menginginkan negara benar–benar hadir bersama TKI. Pemerintah melayani TKI sebagai Pahlawan Devisa, bukan sebaliknya.
“Penghargaan ini untuk rekan – rekan saya di PDI Perjuangan dan Pospertki yang selama ini selalu mendukung dan membantu, serta juga untuk para TKI. Sekaligus saya mengucapkan terima kasih kepada orangtua saya, PDI Perjuangan, Ibu Rieke Diah Pitaloka, Ibu Eva Kusuma Sundari, dan Ibu Anis Hidayah yang selama ini terus memberikan dukungan, bantuan, dan bimbingan,” kata Sharief, sebagaimana rilis yang diterima Infokom PDI Perjuangan Jawa Timur, Selasa (7/7/2015).
Penghargaan itu diserahkan Ahmad Heryawan di sela acara buka bersama Bank Jawa Barat (BJB) yang diikuti para TKI Arab Saudi di Balai Nusantara Wisma Konjen RI Jeddah, Minggu (5/7/2015) lalu.
Hadir juga, Konsul Jenderal RI Jeddah Dharmakirty Syailendra Putra dan jajarannya, Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan dan jajarannya, Ketua Umum Apjati Ayub Balasamah, dan tokoh masyarakat Indonesia di Arab Saudi.
Kepedulian Sharief terhadap TKI muncul pada tahun 2009 saat melihat para TKI Overstayer telantar di kolong Jembatan Kandara, Kota Jeddah.
“Saat itu saya merasa terpanggil disaat melihat saudara – saudara kita terlantar di Negara orang yang semestinya tak perlu terjadi bila Pemerintah hadir saat itu. Saya pun sangat yakin kala itu banyak yang peduli, tetapi kepedulian itu harus diimbangi dengan turun ke lapangan dan menyuarakan aspirasinya. Walaupun harus saya akui banyaknya tekanan dan ancaman yang berdatangan untuk membungkam,” cerita Sharief.
Dia lantas memprakarsai pembentukan Tim Bakti Sosial Formida Peduli WNI Kolong Jembatan Kandara pada tahun 2009 dengan mengajak berbagai pihak untuk terlibat. Tim Bakti Sosial Formida pada akhirnya berhasil memulangkan 1.200 WNI/TKI yang telantar di kolong Jembatan Kandara.
Usai misi tersebut berhasil, kepeduliannya terhadap TKI tak berhenti. Di bawah bendera PDI Perjuangan, Sharief Rachmat yang saat itu masih menjabat Sekretaris PDI Perjuangan Saudi Arabia, memprakarsai pembentukan Pospertki yang dideklarasikan sebagai sayap partai pada 25 September 2009.
Salah satu tujuan pembentukan Pospertki, yakni mengajak warga Indonesia di Arab Saudi yang mempunyai jiwa kepedulian dan sukarelawan untuk tidak hanya berdiam diri. Harus diakui, gerakan yang dilakukan Sharief Rachmat telah membuat gerah pemerintah, hal ini pun karena sikapnya yang kritis dan membongkar ‘ketidakbecusan’ pemerintah dalam melindungi TKI.
Sejak itu, Sharief dan kawan-kawannya mengawal kasus – kasus TKI untuk memperjuangkan hak dan keadilannya. Perjuangan membela para TKI pun bukan tanpa rintangan, salah satunya ancaman untuk ‘membungkamnya’ agar tidak bersuara.
Seperti halnya pada tahun 2011, salah satu utusan sebuh PT mendatangi kedua orangtuanya di Indonesia dan minta agar menyuruh Sharief Rachmat berhenti dari aktivitasnya bila ingin masih tetap di Arab Saudi. Ancaman tersebut tidak membuat gentar kedua orangtuanya dan tetap memberikan dukungan.
Sharief Rachmat asal Sumatera Selatan kelahiran di kota Jeddah Arab Saudi pada 25 Juni 1985. Salah satu tokoh utama yang memprakarsai pembentukan cabang PDI Perjuangan di Saudi Arabia ini lulus SMU di Sekolah Indonesia Jeddah pada tahun 2004. Tokoh utama penggiat TKI lainnya, yakni Rachmat Machmud, Eka Sapta, Mukhsin Bakhaswain, dan Siti Elya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS