Sabtu
19 April 2025 | 1 : 16

Pemerintah Bakal Atur Siklus Panen

Jokowi di Sawah - Widodaren Ngawi

Jokowi di Sawah - Widodaren Ngawi

Jokowi saat di persawahan Widodaren, Ngawi, sebelum pilpres 2014 lalu

PONOROGO – Pemerintah menyiapkan pola siklus tanam dan panen untuk menghindari penumpukan stok komoditas saat terjadi panen serentak. Kalau tidak diatur, harga komoditas pertanian akan anjlok seperti selama ini.

“Kalau barang banyak, harga anjlok. Ini yang kita atur. Panen di Jawa, Sulawesi dan Kalimantan berganti-ganti,” kata Presiden Joko Widodo, saat meninjau lahan jagung di Sukun, Ponorogo, Jumat (6/3/2015) sore.

Menurut Presiden Jokowi, dengan produktivitas tinggi maka ketersediaan komoditas pangan akan cukup sehingga tidak perlu impor. Misalnya, tambah Jokowi, kalau sekarang 1 hektar bisa menghasilkan 5 ton bagaimana caranya jadi 9 ton, atau 10 ton sebagaimana di Demak.

“Kalau harga saingannya dengan negara lain, kalau negara lain murah, ya kita juga harus murah. Kuncinya produktivitas setiap hektar naik,” ujarnya.

Baca juga: Pemerintah Bagikan 41.000 Unit Traktor, 3.000 Dibagi di Ponorogo

Dia mengingatkan, persaingan saat ini adalah antara petani dalam negeri dengan petani negara lain. Kualitas dan ketersediaan pasokan komoditas, jelasnya, menjadi kunci swasembada pangan

Sebelumnya Menteri Pertanian Amran Sulaiman melaporkan, panen di Ponorogi mencakup 527 hektar (ha) sawah, dengan produksi 3,5 juta ton sampai 4 juta ton. Bersamaan dengan panen di Ponorogo itu, menurut Amran, sudah panen juga di Ngawi dan Malang, dengan kenaikan produksi sampai 20%.

“Ini berkat bantuan Bapak Presiden kepada petani, memberikan traktor, memperbaiki irigasi, pupuk dan benih tepat waktu,” kata Amran

Pada 11 Maret mendatang, ungkap Amran, akan dilakukan panen di Jabar yang mencakup lahan seluas 600.000 hektar. Dengan demikian, dari dua provinsi (Jatim dan Jabar) saja, diperkirakan produksi ada 9 juta ton.

Sementara, kebutuhan beras perbulan dalam negeri hanya 2,5 juta ton. “Jadi, tahun ini insya Allah mudah-mudahan tidak ada impor beras,” ujar Amran seraya menyebutkan, saat ini harga beras di pasaran berangsur stabil.

Pada Jumat sore itu, Presiden Jokowi dan rombongan juga mengunjungi bengkel praktik kerja SMK Negeri 2 Ponorogo. SMK ini menjalin kerjasama dengan pihak swasta dan menghasilkan mesin pertanian seperti mesin pemotong padi. (pri/*)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

KRONIK

Menu Makanan Bergizi Gratis di Pamekasan Disorot, DPRD Jatim Minta Perbaikan

PAMEKASAN – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, menjadi sorotan setelah ...
EKSEKUTIF

Bupati Yani Bersyukur Pemkab Gresik Raih Opini WTP 10 Kali Berturut-turut

GRESIK – Pemerintah Kabupaten Gresik kembali mencatatkan prestasi gemilang dalam pengelolaan keuangan daerah. ...
KABAR CABANG

Soroti Parkir Berlangganan, DPC Tulungagung Beri Catatan Kritis untuk DPRD dan Pemkab

TULUNGAGUNG – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Tulungagung menyoroti Rancangan Peraturan Daerah ...
EKSEKUTIF

Sukseskan Sekolah Rakyat di Kabupaten Malang, Sanusi Siapkan Lahan 9,6 Hektar

MALANG – Bupati Malang Sanusi berkomitmen penuh mensukseskan program sekolah rakyat yang digagas Presiden Prabowo ...
SEMENTARA ITU...

Pemkot Mojokerto Dorong Kemandirian Ekonomi Lewat Penguatan Koperasi

MOJOKERTO – Pemerintah Kota Mojokerto terus berkomitmen mendorong kemandirian ekonomi di tataran akar rumput. Salah ...
LEGISLATIF

Komisi IV DPRD Gresik Siap Bantu Disnaker Sosialisasikan Aplikasi Lowongan Kerja, GresikKerja

GRESIK – Komisi IV DPRD Gresik mengapresiasi Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) yang telah membuat inovasi baru bernama ...