NGAWI – Di petak persawahan padi organik Desa Jatirejo Kecamatan Ngawi, anggota DPRD Jatim Diana Amaliyah Verawatiningsih dan sejumlah petani berbincang. Merintis masa depan pertanian organik di antara bentangan sawah bertabur pupuk kandang.
Diana Amaliyah Verawatiningsih atau akrab disapa Diana Sasa mengunjungi petani organik Desa Jatirejo, Kecamatan Kasreman, Ngawi. Kali kedua legislator PDI Perjuangan itu bertatap muka langsung dengan anggota Kelompok tani (Poktan) Sultan Organik Jatirejo.
Siang itu, matahari malu-malu menampakkan diri. Cuaca pengap menyelimuti desa penghasil beras organik itu. Tapi, sejumlah petani antusias mengiringi Diana Amaliah Verawatiningsih melihat lahan pertanian padi organik meraka.
Di kesempatan itu, Diana Sasa juga turun langsung ke lahan sawah. Melihat tanaman padi petani yang sudah mulai menguning. Siap dipanen. Dibawa pulang untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Suasana akrab pun terjalin antara rakyat dan wakilnya. Mereka saling bertanya jawab, ngobrol soal pertanian organik.
Sumarno, salah satu anggota Poktan mengadu kepada Diana Sasa. Pertanian organik perlu disebarluaskan. Sebab petani padi di Ngawi kebanyakan masih konvensional. Pakai pupuk kimia dan bergantung dengan subsidi pupuk.
“Pertanian ramah lingkungan berkelanjutan perlu disebarluaskan. Petani organik perlu diberdayakan, agar petani bisa sejahtera,” adunya.

Diana Sasa lantas menanggapi. Dirinya menyambut baik harapan petani organik itu. Menurutnya, jaring aspirasi masyarakat (Jasmas) tidak melulu soal bantuan fisik. Bantuan berupa pemberdayaan kelompok masyarakat untuk meningkatkan kapasitas diri, sangat mungkin dilakukan.
“Saya sangat support itu, dan silakan mengajukan. Kalaupun tidak dengan Jasmas, dana pribadi pun tidak masalah,” katanya, Sabtu (30/10/2021).
Sementara itu, saat berada di sekretariat Poktan Sultan Organik Jatirejo, pegiat buku dan literasi itu mengatakan, secara pribadi mendukung penuh pertanian organik. Menurutnya, masa depan pertanian ada di organik. Selain menghasilkan produk yang sehat, juga memberikan warisan yang mahal untuk generasi mendatang.
“Masa depan pertanian itu ada di organik. Bertani organik berarti memberikan penghormatan kepada Ibu Bumi,” ucapnya.
Desa Jatirejo yang dikunjungi Diana Sasa itu salah satu penghasil beras organik di Ngawi. Saat ini, setidaknya sudah ada 7 hektare lahan pertanian yang sudah menerapkan pertanian organik secara penuh.
“Komitmen petani untuk melestarikan alam dengan bertani organik harus kita dukung. Komitmen itu juga akan dilakukan perangkat Desa Jatirejo, dengan beralih ke pertanian organik di musim tanam ini,” tutupnya. (mmf/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS