SUMENEP – Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, MH Said Abdullah, meresmikan masjid yang dibangunnya di Pondok Pesantren Darut Thayyibah Desa Leggung Timur, Kecamatan Bantang-batang, Sumenep, Jawa Timur, Jumat (22/10/2021). Masjid tersebut diberi nama mendiang ayahnya, yaitu Abdullah Sechan Baghraf. Dalam peresmiannya, Said ditemani sang istri, Khalidah Ayu Winarti, bersama dengan anak-anaknya.
Ketua Bidang Ekonomi DPP PDI Perjuangan itu mengungkapkan, bahwa masjid yang ia bangun saat ini didedikasikan untuk mendiang ayahnya yang telah membesarkan dan mendidiknya, hingga menjadi orang sukses seperti saat ini.
“Masjid ini sengaja saya kasih nama mendiang ayah saya, yaitu Abdullah Sechan Baghraf. Karena beliau adalah orang yang sangat berjasa membesarkan dan mendidik saya,” ujarnya.
Masjid Abdullah Sechan Baghraf dibangun di Pondok Pesantren Darut Thayyibah karena MH Said Abdullah dulu pernah menjadi ustadz di sana selama 2,5 tahun.
“Saya tahun 1984 pernah jadi ustadz di sini selama 2,5 tahun, dan saya yang memberi nama Darut Thayyibah. Saya yang memberi nama Madrasah Lughatul Islamiyah. Jadi, sudah kewajiban saya untuk mengembangkan Pondok Pesantren Darut Thayyibah,” ungkapnya.
Kemudian, anggota DPR RI empat periode ini menambahkan, masjid tersebut sengaja diresmikan hari ini karena bertepatan dengan Hari Santri Nasiona dan juga hari kelahirannya.
“Memang saya sengaja. Tapi sebenarnya, pada HSN itulah paling tepat karena itu adalah tonggak perjuangan sejarah yang melekat di republik ini. Bahwa santri adalah yang terdepan dalam menjaga NKRI,” tuturnya.
Pada kesempatan itu juga, Said menyinggung tentang dana abadi untuk pesnatren. Menurutnya, bahwa para ulama dan santri berdiri di tonggak paling depan dalam menjaga NKRI. Maka sudah seyogyanya bagi negara, pemerintah, masyarakat, dan elemen lainnya bergotong royong untuk mengisi dana abadi untuk ponpes.
“Jangan hanya pemerintah, tapi juga korporasi-korporasi besar yang asetnya triliunan juga ikut rembuk masuk di dana abadi pesantren. Itu penting. Pentingnya adalah untuk tidak meninggalkan jejak sejarah perjuangan para santri kita. Tentunya, dalam menghadapi era global ke depan,” katanya.
Untuk penggunaan dana abadi pesantren, Said memamaparkan, di antaranya untuk meningkatkn SDM santri, yakni dengan mengirim santri ke berbagai lembaga pendidikan internasional dengan beasiswa santri nasional. Untuk dana abadi pesantren sendiri, per tahun sebesar Rp10 triliun. Jangka waktunya hingga sepuluh tahun ke depan, hingga nanti totalnya mencapai Rp 100 triliun untuk dana abadi pesantren itu sendiri.
“Ini bagian dari kewajiban negara untuk meletakkan santri pada posisi yang sama dengan pendidikan yang lain,” tandas politisi senior PDI Perjuangan ini. (set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS