Selasa
26 November 2024 | 4 : 43

Konsisten Latih Tari Klasik, Imam: Kita Pasti akan Menjadi Bangsa Maju

PDIP-Jatim-Imam-11102021

NGAWI – Di tengah arus globalisasi, makin banyak generasi muda yang mulai melupakan budaya bangsa. Ada gejala, sebagian besar generasi muda ini menyukai budaya impor demi mengejar tren dan gaya.

Kendati demikian, Kabupaten Ngawi beruntung memiliki banyak budayawan dan seniman yang masih konsisten nguri-uri budaya pun melestarikan seni dan budaya kepada generasi masa kini.

Imam Joko Sulistyo, seniman yang memiliki sanggar tari Suryo Budoyo, memiliki perhatian serius untuk melatih generasi muda dengan tari tradisional.

“Kita memang fokus pada tari etnis mataraman, gaya Solo. Dan itu termasuk jenis tari klasik,” katanya kepada pdiperjuangan-jatim.com, Senin (11/10/21).

Pengurus Badan Kebudayaan Nasional (BKN) DPC PDI Perjuangan Ngawi ini menuturkan, sangar tari Suryo Budoyo yang dibentuk pada tahun 2005, memang fokus melatih anak-anak muda. Lebih khusus bagi anak usia sekolah dasar, menengah, hingga remaja.

Terkait anak muda sebagai sasaran peserta tari di sanggarnya, ia memiliki misi khusus. Yakni, ia ingin anak-anak Ngawi, setelah dewasa nantinya bisa berbudaya dengan pernah berlatih, dan belajar kebudayaan, khususnya pada seni tari.

“Untuk melestarikan budaya kita, karena budaya kita itu luar biasa. Seperti yang dikatakan Raja Mataram, rum kuncaraning bangsa, gumantung ana ing budaya (kebesaran suatu bangsa bergantung terhadap budayanya, red),” jelasnya.

“Kalau kita mau nguri-uri budaya, melestarikannya, kita pasti akan menjadi bangsa yang maju. Sudah banyak negara maju, tapi tetap melestarikan budayanya,” tambah Imam.

Saat ini, Imam memiliki 100 lebih anak murid. Anak-anak ini berasal dari berbagai wilayah di Kabupaten Ngawi. Pelatihan tari di sanggar milik Imam biasa digelar setiap hari Senin hingga Sabtu. Waktu pelaksanaannya, mulai pagi hari, siang dan sore, bergantung pada kelas yang diikuti siswa.

Sementara untuk tari yang diajarkan, kreator tari Reco Banteng itu mengatakan, kebanyakan tari klasik dari Jawa Tengah.

“Untuk anak cewek biasanya, Bondan, Golek, Gambyong, Gambir Anom. Untuk cowok, tari Kuda-kuda, Wanoro, kiprah ratu sewu, pedang tameng. Tujuan saya untuk melestarikan budaya kita,” ujarnya. (Mmf/set)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

KRONIK

Hari Guru Nasional, Bupati Fauzi Apresiasi Dua Pendidik Raih Prestasi Tingkat Nasional

SUMENEP – Pada peringatan Hari Guru Nasional 2024, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo memberi apresoasi atas ...
KABAR CABANG

Untuk Risma-Gus Hans dan Eri-Armuji, PDIP Surabaya Gelar Doa Bersama dan Santuni Anak Yatim Piatu

SURABAYA – Memasuki hari kedua masa tenang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) ...
LEGISLATIF

DPRD Surabaya Bentuk Pansus Raperda Pengembangan Ekraf

SURABAYA – Sidang paripurna ketiga DPRD Surabaya pada Senin (25/11/2024) memutuskan pembentukan panitia khusus ...
EKSEKUTIF

Usai Cuti Kampanye, Eri Pastikan Pengerjaan Proyek Strategis di Kota Surabaya

SURABAYA – Setelah dua bulan cuti kampanye Pilkada 2024, Eri Cahyadi kembali ke Balai Kota Surabaya melanjutkan ...
LEGISLATIF

Jaga Kepercayaan Rakyat dan Pastikan Pilkada Berlangsung Demokratis, Pulung Harap APH Netral

SURABAYA – Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Pulung Agustanto menyoroti pentingnya netralitas ...
KABAR CABANG

Menangkan Pilgub Jatim, DPC Kota Probolinggo Perkuat Saksi

PROBOLINGGO – Memenangkan Risma-Gus Hans di Pilkada Jawa Timur menjadi sebuah harga mati bagi kader PDI Perjuangan ...