SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kian intensif mengantisipasi banjir jelang musim hujan. Antisipasi yang sudah dimulai beberapa bulan lalu, saat ini dalam tahap pengerukan endapan seluruh saluran dan kebut penyelesaian pembangunan bozem di wilayah Tandes.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memastikan, seluruh saluran di bawah pedestrian sudah dikeruk dan yang sebagian rusak sudah diperbaiki.
“Kemudian DKRTH (Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau) juga sudah membersihkan gorong-gorong yang ada di pinggir jalan. Dedaunan yang masuk saluran sudah dibersihkan semuanya,” kata Eri, Jumat (18/9/2021).
Pihaknya juga tidak berhenti membangun saluran crossing di berbagai tempat. Tujuannya adalah menyambung saluran yang satu dengan yang lain, agar terkoneksi dan aliran air bisa lancar.
Politisi banteng tersebut juga mengungkapkan, bahwa aset Pemkot di daerah Tandes yang digunakan untuk bozem sudah jadi.
“Nah, bozem itu sekarang sudah jadi. Bozem ini penting untuk menampung air, sehingga harapan kita tidak ada lagi genangan di daerah tersebut,” jelasnya.

Tidak berhenti di situ, Eri Cahyadi bersama jajaran Dinas PU Bina Marga dan Pematusan terus mecari daerah yang masih berpotensi ada genangan air saat hujan, dan letak saluran air yang belum terkoneksi.
“Jadi, menyelesaikan genangan itu tidak bisa hanya dilakukan di satu titik tertentu, karena pasti berhubungan dengan daerah lainnya, sehingga daerah lain itu juga kita perbaiki. Makanya, perbaikan itu tidak bisa dilakukan hanya pada satu daerah genangan air saja,” ujar Eri.
Untuk itu, fokusnya saat ini ada di wilayah Surabaya Barat dan Surabaya Selatan. Di kedua tempat tersebut masih dilakukan pengerukan, pelebaran saluran, dan membuat saluran crossing.
“Mudah-mudahan nanti pada saat musim hujan bisa selesai semuanya. Kami juga terus memanfaatkan rumah pompa untuk mencegah genangan di Surabaya, beberapa perbaikan juga terus dilakukan supaya nanti bisa maksimal,” bebernya.
Kader PDI Perjuangan ini juga memastikan bahwa anggaran perbaikan mengurangi genangan air di Surabaya tidak masuk dalam refocusing. Sebab, anggaran yang mengalami refocusing adalah dana untuk kegiatan yang tidak menyentuh masyarakat.
“Kita bangun-bangun baru itu tahun 2022, karena kita tidak ingin kalau kita refocusing akhirnya berdampak pada masyarakat, seperti banjir ini. Jadi, itu tidak dikurangi,” tegas Eri. (yols/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS