BLITAR – Kepala Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan (BPEK) DPD PDI Perjuangan Jatim Erma Susanti sepakat dengan Presiden Joko Widodo untuk memberikan porsi utama pelibatan sektor UMKM dalam peningkatan investasi.
Dukungan itu terkait Pidato Presiden pada peringatan HUT ke- 76 kemerdekaan RI. Intinya, presiden menegaskan bahwa perkembangan investasi harus menjadi bagian terintegrasi dengan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan yaitu sektor UMKM yang merupakan urat nadi perekonomian rakyat.
Erma mengatakan, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur sangat dipengaruhi kekuatan sektor UMKM. Jumlah pelaku UMKM di Jawa Timur mencapai 9,7 juta UKM dan menyumbang 57,52% PDRB Jatim, serta menjadi andalan dalam penyerapan tenaga kerja di tengah gelombang PHK oleh industri.
“Di masa pandemi, justru pertumbuhan UMKM di Jatim mengalami peningkatan yaitu mencapai rata-rata 414.000 per tahun. Ini membuktikan UMKM menjadi penyangga perekonomian di situasi krisis,” kata Erma, Selasa (17/8/2021).
Menurut anggota Komisi B DPRD Jawa Timur ini, Gubernur dan Dinas terkait harus memastikan pelaku UMKM dapat mengambil porsi dalam potensi transaksi digital yang terus meningkat.
Harus ada data berapa persen pelaku UMKM Jawa Timur yang tergabung aplikasi platform marketplace yang ada dan berapa keuntungan yang didapat dari perdagangan elektronik.
Selain itu juga harus dipastikan pertumbuhan investasi pada RAPBD depan sudah mempertimbangkan keterlibatan sektor UMKM untuk mendapatkan nilai tambah dari investasi tersebut.
“Dengan demikian akan terbangun pertumbuhan ekonomi yang merata sehingga akan mengurang rasio gini atau ketimpangan pendapatan. Dinas Koperasi dan UMKM jangan hanya memberikan pelatihan digital marketing aja tetapi juga harus mendampingi pelaku UMKM sampai bisa eksis dalam perdagangan digital,” jelas Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim ini.
Erma juga mendorong Jawa Timur sebagai provinsi penyangga pangan nasional harus terus meningkatkan produktivitas pertanian tidak hanya beras tetapi juga jagung dan kedelai yang permintaan masih tinggi.
Begitu juga hortikultura seperti cabai , sayur dan buah-buahan juga masih merupakan potensi pasar yang baik.
Selain meningkatkan produktivitas, gubernur juga harus bisa membangun pasar yang kompetitif bagi hasil pertanian terutama antara provinsi mengingat potensinya masih ada.
“Petani mulai ditingkatkan melek teknologi produksi dan inovasi pasar apalagi perdagangan digital sehingga bisa meningkatkan nilai tukar petani,” tandasnya.
“Mestinya Jawa Timur masih punya potensi peningkatan produksi pertanian , juga peningkatan potensi pasar di luar Jawa Timur. Tinggal kemauan Gubernur dan Dinas Pertanian dan Perikanan untuk kerja keras memaksimalkan potensi ini, sehingga pertanian bisa menjadi andalan untuk pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur,” tutup Erma. (arif/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS