JAKARTA – 6 Juni 2021, tepat 120 tahun kelahiran Putra Sang Fajar, Proklamator Bangsa Indonesia, Bung Karno. Bertepatan peringatan hari lahirnya, putra sulung Bung Karno, Guntur Soekarnoputra menggelar webinar launching buku cetakan ketiga “Bung Karno, Bapakku, Kawanku, Guruku” pada Minggu (6/6/2021).
Buku ini, terang Guntur, dicetak pertama kali tahun 1977, berdasarkan pengalaman yang dia dapatkan secara langsung selama berinteraksi dengan Bung Karno semasa hidupnya, sebagai seorang ayah, seorang proklamator, dan seorang pemimpin Bangsa Indonesia.
“Dengan harapan sebenarnya untuk dikenal atau dibaca oleh generasi muda Indonesia, yang belum mengenal secara baik sosok dari Bung Karno,” ungkap Guntur.
“Bukan hanya generasi muda, generasi tua juga, karena itu buku menyangkut banyak sisi humanisme dari Bung Karno,” tambahnya.
Dalam peluncuran kali ini, Guntur didampingi putrinya, Puti Guntur Soekarno, yang dalam kesempatan ini juga membagikan kenangan yang dia miliki berkaitan dengan buku “Bung Karno, Bapakku, Kawanku, Guruku”.
Bagi sosok Puti Guntur Soekarno, buku ini memiliki kenangan yang sangat mendalam, karena sedari usia 6 tahun, dirinya menyempatkan diri menyisihkan uang jajan hariannya untuk bisa membeli buku tersebut.
“Buku yang sangat berharga sekali, karena saya pertama kali umur 6 tahun bisa membeli buku itu dengan menabung sendiri. Dan kemudian ketika saya baca, saya melihat banyak sekali sisi dari sosok kakek saya Bung Karno yang begitu sangat menarik,” ungkap Puti.
Legislator DPR RI dari dapil 1 Jatim (Surabaya-Sidoarjo) ini menerangkan, dari ratusan buku yang berbicara mengenai sosok dan pemikiran Bung Karno, buku ini memiliki keunggulan dalam konteks narasi yang ditulis dengan bahasa-bahasa sederhana yang mudah dipahami masyarakat.
“Narasinya ringan dan sangat humanis sekali melihat sosok Bung Karno. Sebagai seorang ayah, seorang kawan, dan seorang guru, dan di sinilah kemudian saya katakan kepada Papa bahwa tahun 2021 ini harus kembali diterbitkan edisi kedua,” ungkapnya.
Kepada generasi muda yang akan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan bangsa Indonesia, melalui buku ini Puti berharap, dapat menjadi pemacu bagi para pemuda mencintai dan memberikan kontribusi semaksimal mungkin kepada bangsa dan negara.
“Dengan buku ini, ‘Bung Karno, Bapakku, Kawanku, Guruku’ kalian lebih cinta lagi kepada seluruh pendiri bangsa Indonesia khususnya kepada Bung Karno. Tidak meninggalkan sejarah Indonesia, menghargai keberagaman kita, dan tentunya cinta kepada sesama,” tutupnya.
Sementara itu, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok, menceritakan bahwa buku “Bung Karno, Bapakku, Kawanku, Guruku,” itu meninggalkan kesan luar biasa bagi dirinya.
Ahok menceritakan, pada saat dirinya ditahan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, dia sering mendapatkan kunjungan dari Guntur. Setiap kali berkunjung, putra sulung Bung Karno tersebut selalu membawakan buku kepadanya untuk mengisi waktunya selama berada di dalam penjara.
Di antara berbagai buku yang dibacanya selama di penjara, “Bung Karno, Bapakku, Kawanku, Guruku,” adalah buku favoritnya selama menjalani masa tahanan di Mako Brimob.
Ahok dibuat terkesan dengan profiling Bung Karno dalam buku tersebut, sosok yang selama ini dikenal sebagai seorang pemimpin bangsa, yang tegas, cakap, dan berkharisma dalam memimpin.
Namun, dalam buku ini berhasil menunjukkan sisi-sisi lain dari pribadi Bung Karno, sebagai seorang ayah, seorang guru, dan kawan bagi sosok Guntur Soekarnoputra. (yols/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS