KEDIRI – Dua kader Banteng yang menjabat kepala daerah, yakni Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana dan Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin membangun kolaborasi untuk kemajuan bersama dua kabupaten.
Keduanya bertemu di Pendopo Panjalu Jayati, Kabupaten Kediri, pada Kamis 6 Mei malam.
Banteng-banteng milenial ini membicakan potensi yang bisa dikerjasamakan antar kedua daerah tersebut. Keberadaan Bandara Internasional di Kediri juga diharapkan mampu memberikan keberkahan bagi kedua daerah nantinya.
“Kita membahas banyak tentang kerja sama di sektor wisata. Adanya bandara di Kabupaten Kediri menjadikan konektivitas sangat krusial sekali. Jangan sampai Kabupaten Kediri punya bandara, namun orangnya hanya numpang lewat, terus datangnya ke Trenggalek,” ungkap Hanindhito kepada media ini, Jumat (7/5/2021).
Mas Bup, panggilan akrab Hanindhito Pramana menambahkan, dirinya minta kepada Bupati Trenggalek untuk tidak sekadar numpang lewat dengan berdirinya Bandara Kediri. Terlebih, Trenggalek memiliki potensi wisata yang bagus berupa kawasan pantai yang tidak dimiliki Kediri.
“Ini yang saya minta ke Mas Ipin bagaimana caranya agar tidak numpang lewat, karena Kediri tidak punya pantai, namun hanya punya gunung. Maka kita konsepkan datang ke Kediri kalau ingin melihat gunung dan ke Trenggalek kalau ingin melihat pantai. Untuk berbicara hal yang lebih teknis, gantian saya yang akan berkunjung ke Trenggalek,” tambahnya.
Menurut Mas Dhito, progres pembangunan Bandara Kediri sudah berjalan 51 persen, masih ada sekitar 16 KK yang belum dibebaskan.
Namun, bila 16 KK ini dipersentasekan tinggal 0,4 persen dari total keseluruhan lahan. “Insya Allah 2023 awal sudah komersial plan,” bebernya.

Sementara itu, Bupati Trenggalek Nur Arifin menyampaikan ucapan terima kasih atas penerimaan Bupati Kediri dalam lawatannya ke Kediri bersama sang istri.
“Terima kasih kepada Bupati Kediri Mas Dhito, untuk ngobrol bagaimana kawasan Selingkar Wilis dan Pesisir Selatan ini bisa terkoneksi dengan baik,” ucap Arifin.
Ia menambahkan, Kediri punya bandara embarkasi international terbesar di Jawa Timur. Kemudian di lampiran Perpres 80, ada jalan tol yang sampai Tulungagung.
“Kita tadi berbicara bagaimana pariwisata di kawasan. Jadi konsepnya nanti siapa yang datang ke Kediri dapat diskon kalau main ke Trenggalek. Begitu juga sebaliknya, kalau ada orang yang main ke Trenggalek dapat diskon di Kediri,” ungkapnya.
“Dengan begitu harapannya ada semacam kunjungan yang bisa menjadi rute pariwisata di sekitar Wilis dan itu bisa hidup semua. Kita juga saling ngobrol inovasi daerah dan nanti Mas Dhito juga akan melakukan kunjungan ke Trenggalek. Kita bakal diskusi banyak tentang program-program kerakyatan,” terang Ketua DPC PDI Perjuangan Trenggalek ini.
Tidak hanya berbicara kerjasama di sektor wisata, kedua bupati ini juga membicarakan banyak program-program strategis yang dijalankan kedua daerah.
“Kita tadi juga banyak ngobrol tentang pengusaha wanita, UMKM lewat rumah kreatif. Nanti secara resminya tim kerja sama daerah bisa menindaklanjuti hal ini. Kita bikin sister city lokal, yang tidak harus jauh-jauh dengan kabupaten luar,” jelasnya.
“Memang kalau dilihat dari sisi kesejarahan, prasasti di Kamulan menunjukkan kita mendapatkan tanah perdikan juga dari Kediri. Kita masih punya rumpun dekat, di zaman kerajaan pun kita juga dekat dengan Kediri,” tutup Mochamad Nur Arifin. (putera/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS