BANYUWANGI – Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan pelaku usaha berbahan kopi di Banyuwangi mulai bangkit dan menata kembali usahanya.
Menurutnya, selama beberapa bulan terakhir pelaku usaha berbahan kopi di Banyuwangi juga terimbas pandemi Covid-19. Dia bersyukur, karena secara perlahan tapi pasti, usaha berbahan kopi mulai bergeliat lagi.
“Kita harus optimis menyambut era adaptasi kebiasaan baru. Hulunya kita perkuat, hilirisasi kopinya juga dioptimalkan, sehingga ekonomi kembali bergerak,” kata Anas, Selasa (28/7/2020).
Sebelumnya, dia bertemu dengan para petani kopi dan pegiat usaha kopi di Kecamatan Kalibaru, yang merupakan sentra produksi kopi. Di antaranya dari Kebun Malangsari yang telah diekspor rutin ke sejumlah negara.
Anas bertemu dengan para petani dan pegiat usaha kopi Kalibaru, di Ruang Terbuka Hijau Sawunggaling, yang selama ini dikenal sebagai daerah penghasil kopi dan perkebunan kopi rakyat yang mencapai 9.721 hektare.
Dia sangat senang melihat banyak anak muda yang kini terlibat dalam pengembangan kopi. Tidak hanya bergerak dalam pertanian kopi saja, tapi sudah mulai melakukan pemprosesan kopi siap saji.
“Juga mulai banyak kedai-kedai kopi yang dibuka. Ini memberi nilai tambah ekonomi,” katanya.
Potensi tersebut akan terus dimaksimalkan dan bahkan Pemkab Banyuwangi akan membantu pendampingan dan promosinya.
“Di era adaptasi kebiasaan baru setelah dampak pandemi Covid-19, kami akan prioritaskan Kalibaru sebagai agenda promosi wisata kopi di Banyuwangi,” tambahnya.
Hamdani, pemilik kedai Semiotika Kopi Kalibaru Manis, mengatakan selama ini dia bersama kawan-kawannya rajin mempromosikan kopi lokal Kalibaru.
“Jika pemerintah turut mendampingi dan membantu promosi, tentu ini menjadi kabar gembira bagi kami,” ungkapnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS