
MAGETAN – Kedatangan legislator PDI Perjuangan DPRD Magetan, Suyono Wiling di area persawahan kawasan Plaosan, Rabu (13/8/2025) menjadi ajang berkeluh kesah sebagian petani. Mereka mengeluhkan anjloknya harga sayur mayur.
Seorang petani yang enggan menyebutkan namanya, kepada Suyono menyampaikan, harga jual hasil produksi mereka tidak ada nilainya.
Sawi hijau maupun putih atau pacai, biasanya Rp 3.000 menjadi 1.000 per kilogram. Begitu pula loncang atau bawang daun semula Rp 4.000 juga tak genap seribu rupiah per kilogramnya.
“Kami (petani) seperti tumbal kepedihan. Terima kasih atas kedatangannya dan mendengar keluh kesah petani, mohon dicarikan kami solusi,” katanya.
Terkait keluhan warga, Suyono Wiling menyampaikan persoalan pertanian memerlukan upaya serius dari pemerintah.
“Subsidi pupuk, bantuan modal, dan perlindungan harga, mesti menjadi tanggungjawab pemerintah,” katanya.
Sebab, saat ini petani sedang berjuang di internal sektor mereka sendiri. Seperti terbatasnya tenaga kerja yang menyebabkan naiknya harga. Sebab generasi usia 20-50 tahun terbilang sedikit yang terjun ke bidang pertanian.
Wiling juga mengupayakan pemerintah terus mendorong upaya perubahan pola bertani, dari konvensional ke modern, digital atau tekhnologi.
“Ini peran pemerintah daerah melaui dinas pengampu untuk melakukan kebijakan strategis menuju pertanian modern berbasis teknologi,” Tandas Suyono Wiling.
Tak kalah penting, lanjut dia, pemerintah perlu membuat jaringan informasi terkait pergerakan harga sayur dari waktu ke waktu.
“Agar dinas pertanian, dinas perdagangan tidak hanya sekedar mengurusi administrasi dan SPJ di dalam kantor saja,” tandasnya. (rud/hs)












