MOJOKERTO – Cabup Mojokerto nomor urut 1, Ikfina Fahmawati menyapa generasi milenial di Desa Mojodadi, Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, Senin (30/9/2024).
Bersama generasi milenial, Ikfina berdiskusi soal keberlanjutan pembangunan di Mojokerto. Salah satunya menakar lebih penting mana membangun pusat pemerintahan atau menuntaskan pembangunan jalan kabupaten?
Seperti diketahui, kantor Bupati Mojokerto dan kantor Pemkab Mojokerto berada di Jalan A Yani, Kota Mojokerto. Sedangkan kantor-kantor dinas tersebar di sejumlah titik di wilayah kabupaten.
Selama menjabat Bupati Mojokerto sejak awal 2021, Ikfina memandang memindahkan pusat pemerintahan bukanlah prioritas. Karena tidak sesuai kebutuhan masyarakat Bumi Majapahit.
“Kami membangun sesuai kebutuhan masyarakat. Sebagai contoh, memang pusat pemerintahan Kabupaten Mojokerto masih di Kota Mojokerto. Karena dulu menjadi satu,” ujar Ikfina kepada generasi milenial Desa Mojodadi, Senin (30/9/2024).
Cabup Mojokerto nomor urut 1 ini pun memberi gambaran konkret kepada audiens.
Soal pembangunan gedung poliklinik terpadu dan IGD terpadu di RSUD Prof dr Soekandar, misalnya. Meski hanya terdiri dari 4 lantai, namun keduanya menghabiskan anggaran total Rp 80 miliar.
Berikutnya pembangunan Pasar Raya Mojosari, yang hingga saat ini belum berhasil karena membutuhkan anggaran tidak kurang dari Rp 150 miliar.
Berkaca dari 2 pembangunan tersebut Ikfina membayangkan, betapa mubazirnya ketika harus memindahkan pusat pemerintahan sementara pembangunan sarana dan prasarana publik sedang berjalan.
“Apalagi membangun kantor (pusat pemerintahan) yang terdiri dari banyak kantor jadi satu. Pasti anggarannya lebih besar daripada itu,” terangnya.
Ikfina lantas menegaskan, ada pembangunan yang lebih dibutuhkan masyarakat Mojokerto, yakni jalan kabupaten. Masih ada 103,7 Km jalan kabupaten yang belum tuntas dibangun.
Anggaran yang dibutuhkan untuk membangun jalan itu mencapai Rp 319 miliar.
Ia berkomitmen, manakala terpilih menjadi Bupati Mojokerto periode 2025-2030, akan menuntaskan pembangunan jalan ratusan kilometer tersebut bersama Gus Dulloh.
“Karena jalan bisa dirasakan oleh masyarakat. Pengelolaan pemerintah seperti itu, kita punya pilihan, mana yang masyarakat lebih butuh itu yang harus kita dahulukan,” jelasnya.
Dalam kampanyenya, Ikfina juga mengenalkan sosok Gus Dulloh kepada generasi milenial. Gus Dulloh atau nama lengkapnya Sya’dulloh Syarofi adalah putra kiai besar di Mojokerto, KH Moh Chusaini Ilyas.
Usia Ikfina dengan Sya’dulloh Syarofi sepantaran, sehingga sepemikiran. Karena Ikfina lebih tua 2 bulan dari Gus Dulloh.
“Kami lahir di tahun yang sama. Jadi, kami sepemikiran. Beliau putra kiai besar, siapa sih yang tidak tahu Kiai Chusaini Ilyas,” ujarnya.
Ikfina lantas mengajak para generasi milenial selalu semangat dan berpikir positif. Ia meminta mereka kembali memberi kepercayaan kepada dirinya untuk memimpin Kabupaten Mojokerto.
“Untuk itu, sebagai pintu gerbang utamanya Idola harus menang. Di dalam lubuk hati saya paling dalam saya cinta anda semua. Izinkan saya memperjuangkan Kabupaten Mojokerto untuk anda semua,” kata Ikfina.
Pasangan Idola diusung 4 parpol parlemen dan didukung 2 parpol nonparlemen di Pilbup Mojokerto 2024.
Empat parpol parlemen yakni PDIP, PKB, Partai Golkar, dan PKS yang menguasai 25 atau 50% dari total kursi DPRD Mojokerto periode 2024-2029. Dua parpol nonparlemen di antaranya PSI dan Partai Buruh. (fath/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS