LAMONGAN – Air masih menggenangi persawahan di sejumlah kecamatan lantaran tinggi muka air (TMA) Bengawan Jero belum diturunkan. Petani pun mengadu kepada Fraksi PDI Perjuangan DPRD Lamongan soal ini.
“Belum bisa nampek (menebar bibit padi) sampai sekarang,” keluh Hamim, salah seorang petani di Kecamatan Turi, Lamongan kepada www.pdiperjuangan.com, Jumat (9/7/2021). “Harusnya pada bulan maret kita sudah bisa tebar bibit padi,” imbuhnya.
Dampak banjir sejak Desember 200 hingga Mei 2021 membuat Hamim dan petani di sejumlah kecamatan tidak menanam padi di sawah mereka. Menurut perkiraan Hamim, ada sekitar 5000 hektar sawah yang belum tanam hingga sekarang.
Pasalnya, hingga saat ini, sejumlah persawahan di daerah tersebut terendam air dengan ketinggian 1 sampai 1,5 meter. Air masih merendam lantaran TMA di Bengawan Jero belum diturunkan. Sehingga, bagi Hamim dan para petani setempat, belum ideal untuk menebar bibit.
“Patokan kita, kalau TMA di Pintu Air Blawi turun 60 cm, saya yakin 5 ribu hektar persawahan baru bisa tebar benih padi. Dan cadangan air di Bengawan Jero masih sekitar 5 juta meter kubik air,” ungkap Hamim.
Ia berharap, pihak berwenang segera menurunkan TMA Bengawan Jero agar petani bisa memulai tandur. Hamim pun mengatakan dirinya juga sudah meminta kepada Fraksi PDI Perjuangan DPRD Lamongan untuk menjembatani persoalan ini dengan pihak terkait.

Dihubungi melalui sambungan telepon soal ini, anggota komisi B DPRD Lamongan Hj Ning Darwati mengatakan, pihaknya akan segera meminta pemkab untuk mengeluarkan volume air di Bengawan Jero ke Bengawan Solo.
Tentu, lanjut Hj Ning, dengan patokan penurunan TMA hingga 60 cm di pintu air Blawi. Sebab ambang batas 60 cm adalah untuk tetap mempertahankan cadangan air bagi pertanian di musim kemarau.
“Apalagi sekarang sudah bulan Juli, yang biasanya petani ini sudah selesai masa tanam, hanya tinggal pemupukan dan perawatan tanaman,” beber Hj Ning.
Karena itu, Hj Ning Darwati menandaskan, pihaknya akan memperjuangkan keluhan para petani. Dalam waktu dekat, Hj Ning Darwati mengupayakan persoalan ini dalam rapat di komisi kemudian segera berkirim surat kepada Bupati, Dinas Sumber Daya Air, dan BPBD agar ada solusi bagi petani di Bengawan Jero Dalam.
“Apalagi kita ketahui Lamongan ini kan menjadi lumbung pangan terbesar di Jatim dan nomor 3 nasional. Jangan sampai lumbung pangan kita terganggu karena ada sekitar 5 ribu hektar sawah tidak bisa bercocok tanam,” pungkasnya. (ak/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS