BLITAR – Musim kemarau yang melanda Kabupaten Blitar membuat masyarakat kekurangan air bersih untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Menanggapi kondisi tersebut, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Blitar, Aryo Nugroho merasa terpanggil hatinya untuk membantu masyarakat yang mengalami kesulitan.
Dia menyalurkan ribuan liter air bersih ke Desa Tugurejo, Kecamatan Wates yang sedang mengalami kekeringan.
Dengan menurunkan satu unit mobil tangki air, dia datang dan berkeliling langsung ke tiap-tiap titik lokasi daerah yang sedang membutuhkan air bersih.
Aryo mengatakan untuk tahap awal saat ini setidaknya ada sekitar 15.000 liter air yang didistribusikan, dengan kapasitas mobil tangki 5.000 liter. Namun dimungkinkan jumlah tersebut akan terus bertambah, sesuai daerah yang kekeringan dan membutuhkan air bersih.
“Dropping air bersih ini sebenarnya telah lama saya lakukan semenjak menjadi wakil rakyat dari PDI Perjuangan. Kegiatan ini adalah agenda rutin di saat musim kemarau tiba, di mana beberapa wilayah di Blitar selatan mengalami krisis air bersih,” kata Aryo di Kabupaten Blitar, Kamis (21/9/2023).
Menurutnya, untuk Desa Tugurejo terdapat tiga dusun yang saat ini sangat membutuhkan air bersih karena sumber mata air mengalami kekeringan.
Demi memenuhi kebutuhan minum, mencuci, dan mandi, warga terpaksa membeli air bersih yang harganya mencapai ratusan ribu rupiah. Sementara bagi yang tidak cukup memiliki uang, mereka harus berjalan jauh mencari sumber mata air yang masih ada.
“Sumur-sumur sudah lama mengering, mereka terpaksa harus membeli air dengan harga tinggi. Untuk warga yang memiliki keterbatasan ekonomi harus keluar dari pemukiman untuk mendapatkan air,” jelasnya.
“Alhamdulillah sampai saat ini saya masih konsisten membantu mereka di kala musim kemarau. Semoga air bersih yang saya salurkan ini dapat membantu dan bermanfaat bagi mereka,” imbuh pria yang juga Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Blitar ini.
Menurut Aryo, krisis air bersih yang menjadi rutinitas tahunan saat musim kemarau di wilayah Blitar Selatan, memerlukan kesadaran dari berbagai pihak untuk membantu mengentaskan persoalan itu.
Pemerintah Kabupaten Blitar harusnya bisa memberikan perhatian lebih terhadap permasalahan ini. Salah satunya dengan membuat progres jangka panjang bagi wilayah yang secara rutin setiap tahunnya mengalami kekeringan.
Sebab, dia menilai pendistribusian air bersih yang selalu dilakukan pada saat musim kemarau tiba hanya bersifat insidentil dan jangka pendek. Untuk itu diperlukan solusi jangka panjang bagaimana cara agar krisis air bersih itu tidak terjadi kembali.
“Penanganan krisis air bersih ini butuh dukungan sinergi semua pihak, baik pemerintah, masyarakat termasuk juga wakil rakyat. Sebab kebutuhan air bersih di wilayah kekeringan sangat mendesak, untuk itu diperlukan gotong royong agar persoalan krisis air bersih ini segera terselesaikan dengan baik,” ujarnya. (arif/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS