Sabtu
01 November 2025 | 5 : 35

TKN: Paparkan Visi Misi di luar Konteks, Prabowo-Sandi Lupa Soal HAM

pdip-jatim-hasto-sek-tkn1

JAKARTA  – Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Hasto Kristiyanto mengatakan, pemaparan awal visi dan misi pasangan Prabowo-Sandiaga saat debat perdana, Kamis (17/1/2019) malam, di luar konteks.

Di antaranya berbicara soal pangan dan air, sementara tema yang dibahas adalah masalah hak asasi manusia (HAM), penegakan hukum, korupsi, dan terorisme.

“Apa yang disampailan sekadar kualifikasi hapalan, retorik, dan melupakan hal yang substansial terkait komitmen terhadap penegakan dan perlindungan HAM. Tampak betul bagaimana visi dan misi tersebut lupa HAM. #PrabowoLupaHAM,” kata Hasto.

Dia menyebutkan, apa yang terjadi dalam pemaparan tiga menit visi dan misi tersebut menunjukkan komitmen dasar pemimpin. Menurutnya, tampak bahwa Prabowo menyembunyikan persoalan HAM tersebut.

“Buat apa berbicara kualitas kehidupan, namun melupakan komitmen yang sangat penting agar di negara yang berdaulat ini. Tidak boleh ada penghilangan paksa nyawa warga negara Indonesia yang mengingat tugas negara adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,” ujarnya.

Hasto berharap agar debat para calon presiden dan calon wakil presiden melihat rekam jejak, program konkret, dan gagasan masa depan untuk Indonesia Raya. “Kami bersyukur Pak Jokowi dan Kiai Ma’ruf Amin tampil kalem,” ujarnya.

Capres-cawapres Joko Widodo-Ma’ruf Amin saat debat yang digelar KPU di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019) malam.

Dalam debat capres-cawapres yang digelar KPU di Hotel Bidakara tersebut, lanjut Hasto, Jokowi memberikan ‘pukulan telak’ kepada Prabowo terkait persoalan perempuan, korupsi, HAM.

“Jokowi mampu memberi upper cut kepada Prabowo. Misalnya, soal tidak ada afirmatif terhadap pengurus teras Partai Gerindra, caleg eks narapidana korupsi terbanyak di partainya, mengatakan akar terorisme akibat ketidakadilan, keraguan dalam menyampaikan visi dan misi tentang HAM, dan ketumpulan dalam ketegasan retorik pemberantasan korupsi. Itu semua adalah contoh pukulan telak tersebut. Bahkan, dalam beberapa isu, Prabowo masuk dalam jebakan kesalahan sendiri atau semacam goal bunuh diri,” jelas Hasto.

Sekjen PDI Perjuangan ini pun mengingatkan, pernyataan pemimpin seharusnya didasarkan pada prinsip, pada hukum tata negara yang baik, serta pada satunya kata dan perbuatan.

Apalagi, sekarang rakyat sudah semakin cerdas. Rakyat tidak melihat pemimpin dari retorika dan ketegasan bicara saja. “Sebab, menjadi pemimpin itu diukur dari tanggung jawab, konsistensi, dan dedikasi bagi rakyat, bangsa, dan negara. Karena itu, tidak berlebihan bahwa melihat pemimpin itu juga bisa dilihat dari kepemimpinan di keluarganya,” tuturnya. (goek)

Artikel Terkini

LEGISLATIF

Ketua DPRD Trenggalek Imbau Guru PPPK Tak Khawatir Soal Kontrak Kerja

TRENGGALEK – Ketua DPRD Kabupaten Trenggalek, Doding Rahmadi, memastikan guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian ...
KRONIK

Djarot: Kepengurusan PDI Perjuangan Harus Lahir dari Kader Setia, Bukan Kepentingan Pribadi

BLITAR – Ketua DPP PDI Perjuangan, Djarot Saiful Hidayat, menegaskan bahwa proses pemilihan dan penyusunan ...
LEGISLATIF

Paripurna DPRD Kota Madiun, Fraksi PDI Perjuangan Beri Catatan Kritis dan Pertanyaan Strategis

MADIUN – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Madiun menggelar rapat paripurna dengan agenda penyampaian ...
HEADLINE

Kumpulkan Kada dan Wakada PDI Perjuangan se-Jatim, Begini Arahan Megawati

BLITAR — Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, mengumpulkan seluruh kepala daerah (kada) dan wakil ...
LEGISLATIF

Banyak Hutan Jadi Lahan Sawit, Novita: Cita-cita Indonesia Jadi Destinasi Ekowisata Kelas Dunia akan Terkikis

JAKARTA — Anggota Komisi 7 DPR RI, Novita Hardini, mengkritik arah pembangunan pariwisata dan agribisnis di ...
KRONIK

Terima Kunjungan Kerja DPR RI, Bupati Gresik Suarakan Subsidi Pupuk Perikanan

GRESIK – Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menyuarakan kembali pentingnya pemberian subsidi pupuk untuk sektor ...