SURABAYA – Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla, Tjahjo Kumolo meminta kalangan intelektual berperan aktif menampik isu negatif yang menyerang pasangan capres-cawapres Jokowi-Jusuf Kalla akhir-akhir ini. Permintaan ini dia sampaikan saat menghadiri peresmian sekretariat Komunitas Arek Alumni ITS (KAAITS) Milih Jokowi di Jalan Sidosermo Airdas kavling 23, Surabaya, Kamis (5/6/2014).
Kalangan intelektual dipandang Tjahjo mampu menyampaikan visi misi Jokowi-JK pada masyarakat dan fakta-fakta mengenai keduanya. Dia mencontohkan isu penghapusan sertifikasi guru yang banyak beredar melalui pesan singkat telepon genggam di kalangan guru.
“Isu itu jelas tidak benar. Faktanya, justru gaji guru akan distandarkan, tunjangan ditambah sesuai kondisi wilayah, dan dijamin kesehatannya. Jadi tidak benar isu penghapusan sertifikasi itu,” jelas dia.
Demikian pula untuk kalangan TNI dan Polri yang ditebar isu penghapusan renumerasi. Menurut dia isu itu sama sekali tidak berdasar. “Justru sebaliknya, Jokowi-JK ingin mensejahterakan PNS, buruh, guru, dan lainnya, kesehatannya dijamin, pupuk murah dan bibit yang baik untuk petani, uang lauk pauk untuk TNI dan Polri justru akan ditambah,” terangnya.
Musuh bagi pasangan Jokowi-JK, tambah Tjahjo, saat ini adalah kekuasaan dan kecurangan. Oleh karena itu, dia kembali mengajak para intelektual lebih berperan aktif dan mengajak masyarakat untuk ikut mencermati.
Pada kesempatan itu, dia minta KPU harus netral, teknologi Iinformasinya harus transparan, TNI Polrinya harus netral, dan tak boleh ada money politic.
“Kita ingin ke depan dipimpin oleh orang yang track recordnya jelas,pekerja keras. Pak Jokowi memang bukan ahli pidato, namun Jokowi rajin menerapkan konsep pembangunan yang berbhineka dan integral satu sektor dengan lainnya,” tandasnya. (sa)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS