SURABAYA – Tri Rismaharini menegaskan, sesuai undang-undang, dia hanya bisa menjabat sebagai Wali Kota Surabaya selama dua periode.
“Tidak ada Risma selamanya, enak saja. Lha wong, aku ya capek. Undang-undang kan juga tidak boleh,” kata Risma kepada wartawan, Rabu (4/11/2019) menanggapi maraknya tagar di Twitter, Instagram hingga pemasangan baliho #RismaSelamanya.
Risma menyatakan tidak mengerti adanya tagar tersebut. Dia juga tidak pernah ikut campur apapun yang terjadi mengenai trendingnya suara itu.
Selain itu, sebutnya, faktor usia dan kesehatan juga mempengaruhi kinerja seorang pejabat.
Meski demikian, sebagai wali kota, dia akan bekerja semaksimal mungkin dalam dua tahun terakhir. Sebelum purnatugas Risma ingin meninggalkan kesan yang baik di Surabaya.
“Tahun ini sama tahun depan itu banyak pembangunan untuk kota. Saya ingin kota ini maju. Insya Allah sebelum saya turun, sudah banyak proyek yang selesai dan bisa digunakan masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, terkait Piala Dunia U-20 pada tahun 2021, Risma sudah minta kepada PSSI dan FIFA, agar anak-anak Surabaya bisa dilibatkan dalam setiap pertandingan Piala Dunia.
“Saya sudah tidak menjabat, tapi saya minta ke PSSI dan FIFA, anak-anak Surabaya ini bisa dijadikan anak gawang dan maskot yang digandeng pemain itu lho,” kata Risma.
Menurut Ketua DPP PDI Perjuangan ini, jika anak Surabaya bisa dilibatkan, akan menjadi kesan yang baik bagi mereka, dan tidak akan pernah dilupakan sepanjang hidupnya.
“Mereka pasti ingat terus hal itu. Ya itu yang saya usahakan, karena nanti kan saya sudah tidak menjabat lagi,” katanya.
Seperti diketahui, Tri Rismaharini akan meninggalkan jabatanya sebagai Wali Kota Surabaya dalam 13 bulan mendatang.
Sementara itu, kemarin puluhan warga yang tergabung dalam relawan Risma Selamanya menggelar acara tumpengan dan doa bersama di area Hutan Kota Pakal, Benowo, Surabaya.
Acara ini merupakan bentuk syukuran dan rasa terima kasih kepada Risma karena membuatkan hutan kota.
Para relawan yang kebanyakan terdiri dari warga Pakal dan sekitarnya ini bersama-sama memakai atribut Risma Selamanya. Semuanya kompak memberi dukungan pada Risma untuk meneruskan kinerja positifnya.
Suwarto Koordinator Risma Selamanya Kecamatan Pakal menyatakan, Risma amat berjasa dalam pembangunan hutan kota seluas 6 hektar ini. Hutan yang ditanami hampir 60 jenis tanaman, termasuk trembesi, mahoni, sampai akasia ini, memang jadi fokus pembangunan Risma selain infrastruktur.
“Hutan ini fungsinya sebagai pasokan oksigen bagi Surabaya. Selain itu, juga ada tambak yang bisa meningkatkan taraf ekonomi warga sekitar. Jadi kami ingin kebijakan positif ini diteruskan, selamanya, oleh siapapun nantinya yang jadi penggantinya,” ujarnya. (goek)