BATU – Pemerintah Kota Batu memulai masa transisi penanganan bencana banjir bandang per 18 November 2021 hingga dua pekan mendatang. Hal ini ditetapkan setelah masa tanggap darurat bencana diputuskan berakhir pada 17 November.
Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso mengatakan, upaya normalisasi meliputi restorasi aliran sungai. Juga pembangunan rumah warga yang rusak akibat diterjang bandir bandang yang terjadi pada 4 November 2021 yang lalu.
Punjul menyebutkan, total ada delapan unit rumah ambruk dihantam derasnya arus banjir bandang. Rumah warga yang ambruk tersebut dibangun di sepanjang bantaran Kali Sambong, Desa Bulukerto, Bumiaji, Kota Batu.
“Kami akan mencarikan lahan untuk pembangunan tiga rumah rusak. Karena pemilik lima rumah lainnya akan membangun di lahan yang mereka miliki,” kata Punjul, di Kota Batu, kemarin.
Pembangunan terhadap rumah yang rusak itu merupakan instruksi dari Kementerian PUPR. Untuk lokasi lahan untuk pembangunan rumah-rumah warga yang rusak berada di belakang rumah Kepala Desa Bulukerto.
Saat ini, Pemkot Batu masih menghitung berapa luas lahan yang akan dibeli untuk pembangunan rumah.
“Semula kami memilih tanah kas desa untuk pembangunan. Namun kami batalkan karena butuh proses panjang. Sehingga berencana untuk membangun di belakang rumah kepala desa,” terangnya.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Batu ini juga menjelaskan bahwa restorasi aliran sungai sudah berjalan maksimal.
Hasil pantauan udara dirinya dengan Komandan Pangkalan Udara Abd Saleh, Marsekal Pertama Zulfahmi dari pesawat, menunjukkan normalisasi terlihat mulai dari Desa Sumbergondo hingga Bulukerto.
Pemantauan dari udara dengan Pesawat Cassa NC 212 i terbaru produksi PT Dirgantara Indonesia. Jalur yang dipantau merupakan aliran sungai yang diterjang banjir bandang.
“Kalau kita lihat, sudah ada perbaikan yang luar biasa termasuk normalisasi sungai. Mudah-mudahan tidak terjadi lagi,” kata Punjul.
Dari pantauan udara, jalur aliran air di sepanjang lokasi sudah terlihat dibersihkan oleh petugas dari BBWS Brantas, dan relawan. Termasuk sebagai upaya Pemkot Batu mengantisipasi peristiwa serupa terjadi kembali, terlebih Indonesia saat ini tengah mengalami siklus La Nina.
“Kami juga antisipasi prakiraan BMKG terkait La Nina yang akan berlangsung hingga Februari. Sehingga jika nanti ada banjir, air bisa mengalir di sungai yang telah dinormalisasi ini,” pungkasnya. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS