JAKARTA – Bupati Abdullah Azwar Anas menegaskan, tak memberi mahar politik kepada PDI Perjuangan, yang dua kali mengusungnya dalam Pilkada Kabupaten Banyuwangi. Anas berpendapat, bukan faktor uang yang membawanya sukses di Pilkada Banyuwangi, melainkan semangat gotong royong PDI Perjuangan.
“Setiap kepala daerah yang diusung PDI Perjuangan, dan para tokoh lain bergotong-royong,” kata Anas, saat dihubungi watawan, Sabtu (12/3/2016).
Penegasan itu dia sampaikan menanggapi pernyataan Basuki Tjahja Purnama, alias Ahok yang mengatakan bahwa sedikitnya dibutuhkan Rp 100 miliar untuk diusung oleh parpol di Pemilihan Gubernur DKI 2017. (baca: Instruksi DPP PDIP, Dukung Ahok-Djarot hingga Akhir Periode)
Anas memastikan, partai yang dimaksud Ahok bukanlah PDIP. Sebab, mantan anggota DPR RI ini sempat ikut berkampanye untuk Joko Widodo-Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu.
Dia menjelaskan, suasana gotong royong dan semangat kebersamaan di antara kader PDIP saat itu sangat terasa, sehingga Jokowi-Ahok pun keluar sebagai pemenangnya. Semangat gotong royong itu yang salah satunya dipraktikkan Anas dengan mengampanyekan duet Jokowi-Ahok ke masyarakat Banyuwangi di Jakarta.
“Perkumpulan warga Banyuwangi yang merantau di ibukota jumlahnya belasan ribu, serta ke jaringan organisasi di mana saya pernah aktif sejak kuliah di UI dan bekerja di Jakarta,” tuturnya.
Dengan semangat gotong royong ini, lanjut dia, maka calon kepala daerah tak perlu keluar banyak uang. (baca: Risma: Tidak Ada Mahar di PDI Perjuangan)
Salah satu hal yang paling membantu calon kepala daerah adalah ketika PDIP menyiapkan saksi saat pencoblosan di setiap tempat pemungutan suara (TPS). Menurutnya, hal ini sangat membantu mewujudkan politik biaya murah, karena salah satu komponen paling mahal dalam pilkada adalah untuk para saksi. (goek/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS