SURABAYA – Kota Surabaya sukses mempertahankan predikat Kota Layak Anak (KLA) Kategori Utama. Dengan demikian, Kota Pahlawan telah sukses mempertahankan predikat ini untuk yang kelima.
Penghargaan Kota Layak Anak kategori Utama itu diterima Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati di Hotel Novotel Kota Bogor, Jumat (22/7/2022) malam.
Untuk diketahui, penghargaan yang digelar Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) ini menghasilkan 4 predikat.
Berturut-turut dari predikat yang paling bawah hingga teratas adalah pratama, madya, nindya, utama, dan KLA.
Dalam keterangannya, Eri mengakui penghargaan tersebut belum bisa memenuhi target Pemkot, yakni predikat Kota Layak Anak kategori teratas atau KLA. Hingga saat ini, belum ada pemda yang berhasil meraih predikat tersebut.
Dia mengutip penjelasan Menteri PPPA, bahwa Surabaya sebenarnya layak mendapatkan kategori teratas. Mengingat, skor akhir Surabaya berada di atas kategori utama (800-900).
“Surabaya sebenarnya sangat berpeluang mendapatkan predikat Kota Layak Anak. Nilai sudah 911,” beber Eri Cahyadi di Surabaya, Sabtu (23/7/2022).
Namun, regulasi baru mensyaratkan pemda dengan predikat teratas wajib memiliki UPTD khusus dan sejumlah persyaratan tambahan lainnya. “Ini masih disiapkan. Insya Allah tahun depan Kota Layak Anak,” katanya.
Sekalipun sukses mempertahankan predikat tersebut, tak lantas membuatnya puas. Menurut politisi PDI Perjuangan ini, kenyamanan anak Surabaya lebih penting dibanding sekadar penghargaan.
“Bukan sekadar penghargaan. Bukan hanya ini yang kami harapkan. Tanpa penghargaan ini pun, Kota Surabaya harus menjadi kota yang nyaman untuk anak-anak dan perempuan,” sebutnya.
Ke depan, pihaknya akan berkolaborasi dengan perguruan tinggi di Surabaya untuk memperbanyak tempat pembinaan anak di Surabaya. Ini akan melengkapi sejumlah fasilitas ramah anak yang tersebar di wilayah.
“Kami berkolaborasi dengan perguruan tinggi. Nantinya, di Balai RW ada pendampingan untuk anak. Mulai belajar membaca, seni, mata pelajaran tertentu, hingga permainan,” kata Eri.
“Sehingga, semakin nyaman. Di salah satu kecamatan sudah dilakukan. Di malam minggu, ada berbagai permainan yang bisa dilakukan bersama,” sambung dia.
Selain menyiapkan banyak fasilitas ramah anak, Pemkot juga akan melibatkan warga untuk peduli terhadap anak. Terutama, dalam mencegah perilaku pelecehan terhadap anak yang biasanya terjadi di lingkungan masyarakat.
Menurut pria yang saat ini sedang menempuh program Doktor jurusan Pengembangan SDM di Universitas Airlangga ini, antisipasi pelecehan terhadap anak tak cukup dengan pendekatan hukum.
“Selama ini memang telah ada sanksi berat. Kami juga kolaborasi dengan polisi dan kejaksaan. Kami libatkan RW,” katanya.
“Sekali lagi, kejadian itu tergantung pelakunya. Namun, kalau ada keamanan, warga sama-sama memiliki kepedulian, dengan didukung pendekatan sanksi, maka bisa diantisipasi. Sehingga bisa nyaman,” imbuh dia.
Dia menyebut kolaborasi ini penting. Eri pun optimistis, Surabaya bisa menjadi kota yang nyaman dan aman dan anak. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS