PONOROGO – Wajah sumringah dan senyum merekah di balik masker nampak tersirat di wajah para penyandang disabilitas atau difabel itu. Kegembiraan mereka terlihat ketika mengikuti perayaan Hari Disabilitas Internasional (HDI) dengan saling sapa, senyum, dan berpelukan.
Selain dihadiri oleh para disabilitas asal Ponorogo, puncak perayaan Hari Disabilitas Internasional (HDI) yang digelar di gedung Cadika Ponorogo itu juga dihadiri juga oleh komunitas disabilitas dari luar kota seperti Surabaya, Magetan dan Pacitan.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko yang hadir pada puncak perayaan HDI tersebut menyampaikan, bahwa warga difabel bergembira karena merupakan perayaan HDI. Untuk itu, ia bersyukur karena kaum difabel mampu bertahan di masa pandemi ini dengan segala keterbatasannya.
“Alhamdulillah, bersyukur panjenengan panjang umur, sehat, diberi waktu saling berpelukan erat di pagi hari ini. Semoga pandemi segera sirna dari Ponorogo, dari Indonesia. Kaum difabel yang mampu hidup dan mampu mengerjakan sama dengan yang lain. Semangat ini dijaga, jangan merasa kecil hati. Memang berbeda dan bisa itu luar biasa,” ujar Bupati saat menghadiri HDI pada Minggu (5/12/2021).
Kang Giri, sapaan akrab Sugiri, menjamin seluruh penyandang disabiltas di Ponorogo memilki jaminan kesehatan. Bahkan saat itu juga Kang Giri meminta kepada Sekretaris Dinas Sosial yang hadir saat itu, untuk mendata mereka dan diberikan asuransi kesehatan. Untuk mencapai itu, bupati meminta Dinsos agar mendata seluruh penyandang disabilitas yang ada di Ponorogo.
Wakabid Pemenangan Pemilu DPC PDI Perjuangan itu juga mengingatkan kepada komunitas untuk mengajak mereka bergabung, sehingga akan memudahkan jika ada program seperti pendataan BPJS. Selain asuransi kesehatan, Bupati yang diusung PDI Perjuangan itu juga meminta agar para difabel dipermudah untuk mendapatkan surat izin mengemudi (SIM).
“Yang belum masuk monggo diajak. Kami akan berikan asuransi kesehatan kepada kawan-kawan difabel semuanya. Tolong Dinsos atur kawan-kawan (difabel) harus dapat asuransi BPJS gimana caranya. Jangan sampai kawan difabel tidak dapat SIM. Pak polisi harus tanggung jawab, kawan difabel jangan sampai tidak punya SIM,” lanjut Kang Giri.
Menurutnya, semua warga memiliki hak yang sama untuk mendapatkan bantuan dan fasilitas dari pemerintah.
“Ini kan PR kemanusiaan, maka saya tidak ingin ada warga (difabel) yang kecer (tertinggal). Semua harus masuk. Saya akan minta Dinsos dan Baznas untuk bisa memfasilitasi,” tegasnya.
Di akhir, Kang Giri mengatakan disabilitas bukanlah kendala bagi kaum difabel untuk berkarya. Hal tersebut justru merupakan tantangan untuk bisa dibuat menjadi kelebihan yang luar biasa. Termasuk untuk berpartisipasi dalam membangun Ponorogo.
“Saya dan panjenengan sama-sama untuk menuju Ponorogo lebih hebat,” pungkas Kang Giri seraya disambut tepuk tangan meriah oleh para hadirin. (jrs/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS