BLITAR – Ketua DPP PDI Perjuangan Sri Rahayu bersama dengan Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini memberikan santunan kepada keluarga korban tragedi Kanjuruhan Malang yang berasal dari Kabupaten Blitar.
Penyerahan bantuan kepada keluarga dari 12 korban asal Kabupaten Blitar itu berlangsung di kantor Kecamatan Garum.
Besaran dana bantuan yang diserahkan adalah Rp 15 juta untuk setiap korban meninggal, Rp 5 juta untuk korban luka berat, dan Rp 2,5 juta untuk korban dengan luka ringan.
Sri Rahayu mengatakan misi kemanusiaan ini sebagai bentuk tanggung jawab dan belasungkawa bagi korban tragedi Kanjuruhan Kabupaten Malang.
“Sesuai dengan perintah Ibu Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri, bahwa kita dimintai untuk terlibat dalam penanganan korban tragedi kanjuruhan,” Kata Sri Rahayu, Sabtu (8/10/2022).
Dia menjelaskan salah satu instruksi tersebut ialah memerintahkan kepada struktural PDI Perjuangan untuk berziarah dan mendoakan korban yang meninggal dunia serta silaturahmi ke keluarga yang ditinggalkan, sekaligus untuk memberikan bantuan sosial sebagai wujud kemanusiaan.
Anggota Komisi V DPR RI ini menyampaikan dari kejadian tragedi supporter kanjuruhan beberapa waktu yang lalu, dia berharap hal yang sama tidak terulang kembali.
Dia juga meminta kepada seluruh supporter di manapun untuk dapat memetik pelajaran dari tragedi tersebut, salah satu di antaranya dengan lebih mengontrol emosi agar setiap pertandingan dapat berjalan dengan lancar dan aman.
“Sportifitas harus dijaga, yang harus dipahami adalah dalam pertandingan selalu ada kalah dan menang, oleh karenanya harus bisa saling mengerti antar suppprter,” tuturnya.
Ketua Bidang Kesehatan dan Anak DPP PDI Perjuangan ini juga menegaskan, bahwa keberadaan supporter dalam pertandingan sepak bola merupakan bagian penting, yaitu sebagai penyemangat dan motivasi tim untuk bertanding dengan lawan.
Sementara itu, Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan telah beberapa hari berkeliling ke daerah-daerah yang terdapat korban dari tragedi Kanjuruhan, mulai dari Malang, Tulungagung, Blitar, dan masih akan berlanjut ke Pasuruan dan Probolinggo.
“Kita kunjungi kediaman para korban, seoptimal mungkin kita bantu, salah satunya melalui program bantuan sosial yang ada di kementerian,” jelas Risma.
Sebagai contoh, korban yang meninggalkan anak yatim akan dimasukkan ke dalam data penerima bantuan sosial agar mendapatkan bantuan setiap bulannya dari pemerintah.
Kemudian, para korban yang terluka juga akan dilakukan trauma healing agar kondisi psikis mereka tidak terganggu akibat kejadian yang telah dialami. “Proses trauma healing ini dilakukan oleh Tagana, dan alhamdulillah saya lihat di Blitar aktivitas ini sudah berjalan,” jelas Risma. (arif/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS